Sementara soal desakan kepada Anies Baswedan agar segera deklarasi cawapres menurut AHY bukan tanpa alasan. Dia menilai, pemilu tinggal hitungan bulan. Sementara pendaftaran ke KPU juga akan mulai pada Oktober 2023. Hanya mengandalkan waktu kampanye dalam tahapan pemilu tak akan cukup mengerek suara calon pemilih.
"Indonesia itu luas bukan negara kontinental yang bisa ditempuh dengan perjalanan darat saja, sering kali lewat udara," ujar dia.
"Sebaliknya kalau kurang waktu, rasanya juga kita harus bekerja jauh lebih rumit lagi," lanjutnya.
Desakan Demokrat ini muncul di tengah melorotnya elektabilitas Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Bila diambil tiga sampel survei yang dilakukan dalam tahun ini saja, elektabilitas Anies terus melorot. Mari bandingkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Survei terbaru Indikator Politik Indonesia yang digelar 26-30 Mei 2023 menunjukkan hasil bahwa Prabowo Subianto 38% Ganjar Pranowo 34,2% Anies Baswedan 18,9% dan yang tidak menjawb tidak tahu yakni TT/TJ 8,8%. Angka elektabilitas Anies turun dari yang sebelumnya ada di angka 21,8%. Pada survei 30 April hingga 5 Mei 2023 oleh lembaga yang sama, peringkat elektabilitasnya adalah Ganjar Pranowo 29,3%.
Tren elektabilitas Anies yang stagnan juga tergambar dari hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) sementara calon lain lebih dinamis bahkan naik. Hasil survei yang jajak pendapat diambil pada 12-17 April dengan simulasi tertutup empat maka hasilnya Prabowo Subianto 33,1%, Ganjar Pranowo 31,8%, Anies Baswedan 25,3%, Puan Maharani 2,2% dan 7,5% tak menjawab. Sementara pada survei 31 Maret-4 April 2023 menunjukkan Prabowo Subianto 30,3%, Ganjar Pranowo 26,9% dan Anies Baswedan 25,3%.
Hasil survei SMRC menunjukkan secara persentase, elektabilitas Anies amat minim naik sementara elektabilitas capres Prabowo Subianto, angkanya naik signifikan. Sementara Ganjar meski secara elektabilitas angkanya turun namun masih berada di peringkat pertama. Pada survei 30-31 Mei 2023 didapatkan elektabilitas Ganjar Pranowo 37,9, Prabowo Subianto 33,5% lalu Anies Baswedan 19,2%. Sebelumnya pada survei 30 April-7 Mei 2023 hasilnya menunjukkan tingkat keterpilihan Ganjar Pranowo 44,5%, Prabowo Subianto 25%, Anies Baswedan 18,8%, Airlangga Hartarto 1% dan yang tidak jawab 10,7%.
Sebelumnya Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief meminta agar deklarasi cawapres Anies bisa dilakukan bulan ini. Apabila tidak dilakukan maka Demokrat kata dia akan melakukan evaluasi dukungan.
"Ya evaluasi menyeluruh," kata Andi Arief.
Gonjang-ganjing Koalisi Perubahan dan desakan Demokrat yang bisa berujung pada hengkang dari koalisi dan membuat Anies bisa gagal maju capres dinilai oleh pengamat politik Ray Rangkuti tak lepas dari ketidakpastian yang dirasakan Demokrat.
"Kelihatan makin tidak jelas juga nasib AHY dan Demokrat di dalam koalisi ini. Kalau pada akhirnya tentu Demokrat khawatir strategi Anies Baswedan melambat sehingga kemudian nanti Demokrat tidak ada waktu untuk keluar untuk berpaling kala Anies menetapkan siapa cawapresnya. Artinya Anies nanti akan menetapkan cawapresnya itu detik-detik menjelang, katakanlah waktu ke KPU karena kalau sudah begitu kan sulit bagi Demokrat untuk berpaling," kata Ray saat dihubungi, Kamis (8/6/2023).
Direktur Eksekutif Lingkar Madani itu juga mengatakan, PDIP juga melakukan strategi karena pada satu sisi tertarik dengan Anies dan bila AHY berhasil ditarik maka akan bisa menggagalkan Koalisi Perubahan mendaftarkan Anies ke KPU lantaran kurang syarat pengusung. PDIP menurutnya melihat kegamangan soal cawapres yang sedang terjadi di Koalisi Perubhan dengan buru-buru melirik AHY.
Hal ini kata dia bisa terjadi meskipun diketahui hubungan SBY dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kurang akur. Namun kini sudah generasi yang berbeda.
"Apakah PDIP bisa bergabung dengan AHY? Bisa, ini kan generasinya beda. Ini udah generasinya Puan sama AHY, bukan generasinya SBY-Megawati," imbuhnya.
Menurut Ray, dia membaca bahwa tujuan Demokrat kali ini adalah ingin memasukkan AHY menjadi calon di Pilpres 2024 terlepas menang atau kalah. Hal ini akan penting untuk menjadi modal di pemilu berikutnya. Apabila sudah menjadi cawapres pada pemilu tahun depan, karier politik AHY diprediksi akan meningkat dan untuk ikut kontestasi di pilpres berikutnya,AHY bisa lebih mudah menang.
"Bagi AHY itu, menang itu bukanlah suatu keharusan. Dia itu ya jadi wakil presiden dulu, itu kan bagian dari pencapaian dia nanti untuk Pilpres 2024-2029. Jadi ya target dia menang itu memang ya tapi kalaupun tidak menang, dia sudah untung," tutupnya.
(ezr)