Silent Barker merupakan respons terhadap upaya China dan Rusia untuk mengembangkan sistem yang mampu diluncurkan ke orbit, dan menghancurkan satelit lain. Sesuatu yang selama ini menjadi perhatian AS.
Konstelasi baru tersebut “akan secara dramatis meningkatkan kemampuan Angkatan Antariksa AS untuk melacak satelit musuh di orbit yang dapat bermanuver di sekitar atau dekat satelit kami,” kata Sarah Mineiro, mantan staf utama di subkomite strategis Komite Angkatan Bersenjata yang mengawasi program luar angkasa.
Satelit Bergulat
Silent Barker mengatasi keterbatasan sistem pengawasan darat atau orbit rendah, dan memungkinkas AS untuk “benar-benar mencari tahu apa yang terjadi di luar angkasa,” katanya.
Dalam penilaian terkait ancaman yang dilakukan setiap tahun, Kantor Direktur Intelijen Nasional AS mengatakan China memiliki senjata yang ditujukan untuk menargetkan satelit AS dan sekutunya, juga “operasi kontra luar angkasa akan menjadi bagian integral dari kampanye militer PLA yang potensial,” mengacu pada Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army/PLA).
Salah satu contohnya adalah satelit SJ-21 milik China yang diluncurkan pada tahun 2021, dan kemudian berhasil menarik satelit China yang sudah mati beberapa ratus mil ke orbit yang lebih tinggi. Satelit China lainnya, Sijian-17, dilengkapi dengan lengan robotik yang “dapat digunakan untuk menangkap satelit lain,” menurut laporan Badan Intelijen Pertahanan tahun 2022.
Dalam kesaksian kongres pada bulan Maret 2023, Jenderal James Dickinson, kepala Komando Luar Angkasa AS, mengatakan SJ-21 “jelas dapat mengambil peran sebagai counterspace dan membuat satelit geosinkron kita dalam bahaya.” SJ-21 adalah jenis satelit yang akan dilacak oleh Silent Barker saat berusaha “mendeteksi atau menemukan objek baru,” kata Space Force.
“Angkatan Antariksa dan NRO tidak akan merinci berapa banyak satelit yang akan membentuk konstelasi Silent Breaker dan hanya mengatakan “beberapa kendaraan luar angkasa” yang terlibat.
Pengawasan dari luar angkasa menambah sensor darat dan “mengatasi keterbatasan sensor darat dengan menyediakan pengumpulan data satelit selama 24 jam di atas cuaca secara tepat waktu,” kata pihak Angkatan Antariksa. Sensor objek berbasis darat di orbit geosinkron “dibatasi oleh jarak, geografi, dan cuaca” tetapi “Silent Barker akan mengatasi kesenjangan pengamatan,” katanya.
(bbn)