Penurunan ekspor menunjukkan bagaimana perlambatan ekonomi global mulai mempengaruhi China, dengan data terbaru menunjukkan nilai ekspor turun dari bulan April, penurunan bulan ke bulan kedua berturut-turut. Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memprediksi ekspor China akan mengalami kontraksi selama setahun penuh.
Spekulasi berkembang bahwa Beijing mungkin harus memberikan lebih banyak stimulus guna mendorong pertumbuhan. Beberapa ekonom memperkirakan bank sentral akan memangkas giro wajib minimum (GWM) bank-bank dalam beberapa bulan mendatang, sementara yang lain berpendapat penurunan suku bunga acian mungkin diperlukan, mungkin paling cepat minggu depan.
“Laporan perdagangan ini adalah satu lagi data yang mengecewakan dan akan meningkatkan kekhawatiran pada pertumbuhan ekonomi dan mengintensifkan ekspektasi lebih banyak dukungan kebijakan," kata Khoon Goh dari Australia & New Zealand Banking Group.
Pemerintah menetapkan target pertumbuhan yang relatif konservatif sekitar 5% tahun ini, sebagian besar ekonom memperkirakan target itu akan tercapai bahkan dengan kondisi data-data terbaru yang kurang menguntungkan. Belanja konsumen untuk perjalanan dan restoran sejauh ini telah mendorong pemulihan ekonomi, sementara aktivitas industri masih tertinggal.
Ekonom Bloomberg Economics, Eric Zhu mengatakan Penurunan ekspor dan impor China di bulan Mei memberikan lebih banyak bukti bahwa lemahnya permintaan - baik dari luar negeri maupun dalam negeri - melumpuhkan pemulihan.
“Dengan menghilangkan keanehan statistik yang mendongkrak angka-angka di bulan April, angka-angka ini memberi kita gambaran yang lebih jelas tentang kenyataan yang menantang.," ujarnya.
"Intinya: data-data tersebut memperkuat pandangan kami bahwa lebih banyak dukungan kebijakan diperlukan, termasuk penurunan suku bunga yang menurut kami akan dilakukan secepatnya di bulan ini."
- Dengan asistansi dari Xiao Zibang
(bbn)