Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa negosiasi alih kelola proyek gas alam cair liquified natural gas (LNG) Lapangan Abadi Blok Masela berlangsung alot.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, proses negosiasi dengan Shell Upstream Overseas Ltd. selaku pemegang 35% hak partisipasi (participating interest) sulit menemukan titik terang. Alhasil, proses akuisisi tidak bisa berjalan sesuai harapan.

“Proses negosiasi ini semuanya punya kemauan masing-masing karena negosiasinya cukup alot jadinya yang harusnya selesai bulan lalu targetnya jadinya molor lagi. Tahun ini diharapkan selesai ya,” katanya ketika ditemui usai acara Media Briefing Capaian Kinerja 2022 Pertamina di Garha Pertamina, Jakarta Pusat, Selasa (6/6/2023).

Sebagai catatan, Shell memutuskan untuk hengkang dari proyek Lapangan Abadi Blok Masela pada 2020 meninggalkan Inpex Corporation yang mengantongi 65% PI. Pertamina yang tergabung dalam konsorsium dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lain yang kemudian akan menggantikan raksasa minyak dan gas (migas) asal Belanda itu.

Terkait dengan konsorsium, Fadjar juga belum memberikan bocoran siapa yang akan menggarap Lapangan  Abadi Blok Masela bersama Pertamina. Namun kata dia, KKKS yang ada dalam konsorsium sudah mendapatkan persetujuan dari Shell.