Logo Bloomberg Technoz

Seperti diketahui, Shell memutuskan untuk hengkang dari proyek Lapangan Abadi Blok Masela pada 2020 meninggalkan Inpex Corporation yang mengantongi 65% PI.

Sehari sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sudah mengungkapkan adanya kesepakatan alih kelola Lapangan Abadi Blok Masela antara Shell dan Pertamina.

"Insyaallah Blok Masela akhir bulan ini akan kita diselesaikan perjanjian jual alih sahamnya, sudah ada titik temu," katanya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (5/6/2023).

Namun, Arifin enggan mengungkapkan berapa nilai kesepakatan yang dicapai antara kedua pihak. Saat ini hal tersebut masih menjadi pembahasan karena Kementerian ESDM menilai besarannya tidak wajar.

Sebelumnya, Arifin sempat menyebut kalau nilai alih kelola yang  ditawarkan oleh Shell masih terlalu tinggi bagi perusahaan minyak dan gas (migas) milik negara.

"Belum ketemu [harganya]. Kalau yang satu kasih harga keterlaluan [mahal] dan yang satu lagi nawar [harganya] keterlaluan. Ya enggak ketemu," katanya ketika ditemui oleh awak media pada Jumat (26/5/2023) di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat.

Arifin enggan memberikan penjelasan lebih  lanjut mengenai nilai alih kelola proyek Lapangan Abadi Blok Masela yang ditawarkan oleh Shell. Namun, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pernah menyampaikan Pertamina harus merogoh kocek minimal US$ 1,4 miliar untuk aksi akuisisi ini.

Nilai tersebut merupakan investasi yang sudah digelontorkan oleh Shell di Lapangan Abadi Blok Masela. Walapun demikian, nilai alih kelola ladang gas yang ada di Kepulauan Tanimbar, Maluku itu bisa saja berbeda tergantung diskusi business to business (B2B) antara Shell dengan calon mitra pengganti.

(rez/evs)

No more pages