Kritik terhadap biodisel China terjadi setelah Asosiasi Biofuel Berbasis Limbah & Lanjutan Eropa mengatakan lonjakan ekspor biofuel China mengancam produsen lokal UE dengan menekan harga.
Produsen Eropa mengatakan eksportir China kemungkinan mencampur bahan bakar dengan bahan baku yang lebih murah dan curang dalam memberi label agar memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif UE.
"Komisi Eropa serta Pemerintah Belanda dan Jerman harus mengambil tindakan," kata asosiasi yang dikenal sebagai EWABA itu.
Ekspor metil ester China –bahan baku untuk biodiesel yang terbuat dari minyak jelantah– ke UE naik hampir 40% menjadi 1,79 juta ton pada 2022, menurut grup China. Kapasitas produksi diharapkan meningkat menjadi 3 juta ton tahun ini.
Hampir semua kapasitas China berorientasi ekspor untuk mengambil keuntungan dari kebijakan pajak UE, kata Departemen Pertanian AS dalam sebuah laporan tahun lalu.
Di sisi lain, kenaikan ekspor biodiesel ke Eropa terjadi bersamaan dengan lonjakan impor China terhadap limbah sawit dan biofuel berbasis sawit dari Indonesia dan Malaysia. Minyak kelapa sawit umumnya dijauhi oleh UE karena dugaan deforestasi, dan lonjakan pengiriman China telah memicu spekulasi bahwa beberapa limbah kelapa sawit dicampur menjadi metil ester yang dikirim ke Eropa.
Lonjakan ekspor China memukul produsen biodiesel Eropa. Setidaknya 11 pabrik telah menghentikan produksi, sementara 10 pabrik lainnya mengurangi produksi, kata EWABA dalam surat 1 Juni kepada para pejabat termasuk Frans Timmermans, Wakil Presiden Eksekutif untuk Kesepakatan Hijau Eropa dan Komisaris Perdagangan Eropa Valdis Dombrovskis.
Asosiasi tersebut mewakili perusahaan termasuk Cargill Inc., Gunvor Group Ltd. dan Novozymes A/S.
Pemolisian dan audit aliran biodiesel harus diperkuat untuk mencegah penipuan dan kerusakan pasar UE, kata Sekretaris Jenderal asosiasi Angel Alvarez Alberdi, dalam surat tersebut.
“Jika tidak ada tindakan cepat dan efektif dari UE dan otoritas nasional yang segera diambil untuk melindungi industri biodiesel berbasis limbah dan maju Eropa, kami akan segera berada di jalur yang tidak dapat diperbaiki menuju keruntuhan total industri UE,” EWABA mengatakan dalam surat itu.
Grup China mengatakan bersedia bekerja sama dalam sertifikasi dan kepatuhan, serta bekerja dengan EWABA untuk mengatasi masalah dan mempertahankan industri. Pasokan biodiesel China membantu UE mencapai tujuan pengurangan karbonnya, menurut surat itu.
Pada perkembangan lain, asosiasi China sedang mempertimbangkan untuk membuat daftar putih pemasok yang memenuhi syarat untuk meningkatkan ketertelusuran dan transparansi, kata Liu Yaoming, kepala asosiasi dan pedagang veteran biofuel, dalam sebuah wawancara.
Sebagian besar eksportir mematuhi peraturan UE, kata Liu. Kesulitan produksi Eropa berasal dari penurunan konsumsi solar, yang membatasi permintaan blendstock, tambahnya.
“Pabrik China lebih besar dan lebih efisien serta mampu menangani limbah minyak dalam kondisi yang relatif buruk,” kata Liu.
(bbn)