Kesepakatan OPEC+ muncul setelah perselisihan dengan anggota Afrika tentang bagaimana pemotongan mereka diukur, yang menunda dimulainya pertemuan. Pemotongan tambahan bulan depan dapat diperpanjang, tetapi Saudi akan membuat pasar ‘dalam ketegangan’ tentang apakah ini akan terjadi, kata Pangeran Abdulaziz.
WTI untuk pengiriman Juli naik 41 sen menjadi US$72,15 per barel. Brent untuk pengiriman Agustus naik 58 sen menjadi menetap di US$76,71 per barel.
Minyak di New York anjlok 11% bulan lalu karena adanya kekhawatiran permintaan, terutama di China, melemahkan kepercayaan. Sebagian besar pengamat pasar memperkirakan OPEC+ akan mempertahankan produksi tidak berubah, termasuk Goldman Sachs Group Inc., yang analisnya memperkirakan produsen utama bertahan stabil. Hasilnya “cukup bullish”, kata bank tersebut setelah pertemuan di Wina.
“Arab Saudi idealnya menginginkan harga di atas US$80 per barel,” Vandana Hari, pendiri Vanda Insights di Singapura mengatakan di televisi Bloomberg, mengacu pada Brent. Tetapi jika kesehatan ekonomi global goyah, short-seller “akan kembali dalam waktu siengkat,” katanya.
(bbn)