Penyelesaiannya kemudian akan dialihkan ke HK, imbas dari tidak sehatnya neraca keuangan WSKT. Ini menjadi salah satu alasan Kementerian BUMN mengajukan penyertaan modal negara (PMN) tambahan Rp12,5 triliun untuk HK tahun depan.
Konsolidasi Utang
Penyelesaian restrukturisasi utang WSKT saat ini menjadi krusial dalam konteks merger BUMN Karya. Pasalnya, tanpa restrukturisasi, mustahil rasanya jika WSKT melunasi seluruh kewajiban bermodal kas dan setara kas per akhir Maret 2023 yang sebesar Rp7,51 triliun.
Belum lagi, dengan arus kas atau cashflow WSKT yang masih negatif. Ini tercermin dari kas bersih dari aktivitas operasi yang justru minus Rp467,63 triliun per Maret 2023, membengkak sekitar 223,21% secara tahunan dari sebelumnya minus Rp144,68 triliun.
Sementara, utang bank jangka panjang WSKT mencapai Rp46,53 triliun. Utang ini berasal dari bank pihak berelasi senilai Rp28,07 triliun dan pihak ketiga sebesar Rp18,46 triliun.
Kemudian, utang obligasi mencapai Rp5,46 triliun. WSKT juga menanggung kewajiban atas sukuk mudharabah senilai Rp1,14 triliun.
Utang tersebut belum termasuk kucuran kredit dari lembaga keuangan non bank. Nilainya mencapai Rp5,03 triliun.
Sejauh ini, restrukturisasi yang dilakukan berupa perpanjangan tenor. Artinya, nilai pokok utang tidak mengalami perubahan.
Nilai pokok tersebut yang kemudian akan dikonsolidasikan ke HK, jika inbreng WSKT dan HK benar terjadi. HK sendiri memiliki utang yang tidak sedikit, mengingat banyaknya proyek tol yang juga tengah dikerjakan, khususnya Trans Sumatera.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Desember 2022, HK mencatat utang bank mencapai Rp27,37 triliun. Kemudian, utang kepada lembaga non-bank sebesar Rp1,42 triliun.
HK juga mencatat kewajiban dari penerbitan medium term notes sebesar Rp10,84 triliun. Selain itu, utang obligasi dan sukuk mudharabah masing-masing tercatat sebesar Rp7,32 triliun dan Rp809,22 triliun.
Total, utang HK dalam instrumen pinjaman dan surat utang mencapai Rp47,76 triliun. Mengacu dari perhitungan ini dan ekuitas HK yang senilai Rp84,78 triliun, maka secara sederhana, rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) HK sekitar 0,56 kali.
Setidaknya, rasio tersebut masih lebih sehat dibanding DER WSKT yang sekitar 4,044 kali dengan menggunakan asumsi perhitungan yang sama.
Untungkan WSKT
Di sisi lain, restrukturisasi tidak mengurangi pokok utang. Namun, dengan tenor yang lebih panjang atau bunga yang lebih kompetitif, ini akan memberikan ruang bagi WSKT untuk secara bertahap memperbaiki neraca keuangannya.
Menurut Tiko, merger akan menguntungkan WSKT. Sebab, WSKT akan lebih mudah memperoleh proyek.
"Jadi, tujuan ke depan itu ada proyek dari induk. Sekarang, ikut bid (proyek) di mana-mana tapi kalah bersaing. Nanti, bukannya untung malah boncos terus, dapat proyek tapi rugi terus. Kalau di bawah HK bisa dikasih proyek dengan margin terukur" terang Tiko.
Jika skema merger terjadi, bisa dipastikan WSKT akan tetap menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tidak delisting, karena publik tetap ada, hanya saham pemerintah saja yang diinbrengkan," tandas Tiko.
(dhf)