Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan ditutup di zona merah, dengan mencatatkan koreksi 3,09 poin atau 0,33% ke posisi 946,57.
Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori negatif antara lain, PT GoTo Group Tbk (GOTO) anjlok 22 poin ke posisi Rp125/saham, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) drop 100 poin ke posisi Rp2.040/saham. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) kehilangan 30 poin ke posisi Rp730/saham.
S&P Global Indonesia Manufacturing melaporkan, aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) di Indonesia ada di level 50,3 pada Mei. Angka ini melemah dibandingkan bulan sebelumnya yang ada di level 52,7.
Adapun level tersebut menjadi yang terendah sejak November 2022, dan semakin mengkonfirmasi tekanan perlambatan perekonomian dalam negeri.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi sebesar 0,09% pada Mei 2023 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih rendah dibandingkan April 2023 yang sebesar 0,33% mtm sekaligus menjadi yang terendah sejak Oktober 2022.
Adapun secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi tercatat 4%. Juga melandai dibandingkan laju bulan sebelumnya yang sebesar 4,33% yoy sekaligus jadi yang terendah sejak Mei 2022.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang saat ini tengah menghadapi kemelut utang jatuh tempo, kemungkinan akan mendapatkan suntikan modal segar dari pemerintah berupa Penanaman Modal Negara (PMN) sebesar Rp8 triliun yang akan digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan Perseroan.
Dengan katalis tersebut, penutupan perdagangan saham WIKA pada hari ini tercatat menguat 28 poin atau 7,65% ke posisi Rp394/saham pada hari ini.
Adapun pasar saham Asia kompak bergerak di zona hijau pada perdagangan hari ini. Indeks Nikkei 225 melesat 2,20%, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,84%, indeks Strait Times Singapore terapresiasi 0,72%, indeks Kospi naik 0,54%, dan indeks Shanghai Composite menguat 0,07%. Sementara itu, Dow Jones Index Future naik 0,12%.
Sentimen pada perdagangan hari ini datang dari eksternal, kesepakatan telah tercapai dan disahkan Senat AS soal plafon utang, dengan demikian Pemerintah AS bisa terhindar dari gagal bayar utang atau default.
Sementara itu, pasar tenaga kerja AS terjadi lonjakan kenaikan angka pengangguran, memberikan lebih banyak alasan bagi pejabat Federal Reserve (The Fed) untuk menghentikan kenaikan suku bunga acuan.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan, angka Non-Farm Payroll naik menjadi 339.000 pada Mei setelah direvisi naik 294.000 pada April. Adapun tingkat pengangguran naik menjadi 3,7%, sementara pertumbuhan upah melambat.
(fad/roy)