Logo Bloomberg Technoz

Per Mei 2023, realisasi belanjad cost recovery untuk lifting migas telah mencapai US$2,5 miliar (Rp37,21 triliun).

Menjelaskan tentang target lifting yang turun tanpa diikuti dengan penurunan cost recovery tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan produksi siap jual migas di Indonesia terus mengalami tren kemerosotan dari tahun ke tahun.

“Kendala-kendala di lapangan menunjukkan kualitas minyak kita menurun, [sehingga] dibutuhkan upaya yang besar untuk memeriahkannya. Dari sektor pemerintah kota sedang berupaya mendorong insentif-insentif untuk massive drilling. Hasilnya belum sesuai yang kami harapkan karena sumur-sumur yang ada ini sudah tua,” ujarnya di hadapan Komisi VII DPR RI, Senin (5/6/2023).

Lifting minyak dan kondensat per Mei 2023. (Sumber: Kementerian ESDM)

Untuk membenahi kondisi tersebut, Arifin mengatakan pemerintah sudah melakukan kerja sama dengan sebuah perusahaan dari Amerika Serikat (AS) untuk memacu pengeboran sumur baru. Sayangnya, hasilnya pun baru dapat terlihat dalam 8—10 tahun mendatang.  

“[Sumur] yang di Cepu ini masih ada potensi. Itu juga baru akan dibor tahun ini dan tahun depan ada tambahan 4 juta barel. Ini juga baru akan dibor lagi. [Kami akan melihat] apakah potensinya akan besar seperti sumur yang lama,” terangnya.

Selain itu, pemerintah berencana melelang 5 wilayah kerja (WK) baru migas, yang lebih didominasi oleh WK gas alih-alih minyak bumi. Salah satu potensi ladang gas yang akan dilelang ada di Blok Warim, Papua; yang prosesnya masih terhambat lantaran berada di kawasan hutan lindung.

“Kalau lifting gas memang ada potensinya dan kami lebih optimistis. Lalu, Masela ini akan coba kami selesaikan dalam waktu cepat, tetapi itu produksinya bau akan dilakukan ke depan. Insentif baru diperlukan dan RUU Migas dari Komisi VII ini akan memberikan penguatan agar kita bisa memanfaatkan sumber potensi migas dalam masa transisi ini,” kata Arifin. 

Produksi dan salur gas per Mei 2023. (Sumber: Kementerian ESDM)


Secara terperinci, target lifting minyak bumi dalam RAPBN 2024 dipatok sebanyak 597.000—652.000 BOPD, relatif turun dari target dalam APBN 2023 sejumlah 660 BOPD. Sampai dengan Mei, lifting minyak baru mencapai 605.000 BOPD, sedangkan proyeksi sampai dengan akhir tahun hanya akan teralisasi sebanyak 621.000 BOPD.

Adapun, target lifting gas dalam RAPBN 2024 dipatok 999.000—1,05 juta BOEPD, turun dari target APBN 2023 sejumlah 1,1 juta BOEPD. Per Mei, realisasi lifting gas mencapai 946.000 BOEPD, sedangkan proyeksi sampai dengan akhir tahun mencapai 985.000 BOEPD. 

(wdh)

No more pages