Perdagangan saham dibuka kembali di Shanghai dan Shenzhen setelah hari libur perayaan Tahun Baru Imlek selama sepekan. Pasar saham China melesat di awal perdagangan usai libur sepekan perayaan Imlek, Senin pagi waktu setempat. Indeks CSI 300 positif 2,1%. Angka yang mencerminkan kenaikan tertinggi, lebih dari 20% dibandingkan posisi terendahnya pada Oktober 2022.
Selama libur Imlek sektor pariwisata bergeliat, tercermin dari angka pemesanan hotel dan guest house yang sudah mencapai titik yang sama di 2019 atau sebelum pandemi menerjang. Tiket bioskop juga laris manis. Analis Citigroup Inc. memperkirakan ekonomi China akan tumbuh 5,3% di 2023, dan bukan tidak mungkin terjadi koreksi naik seiring optimisme lewat pertumbuhan permintaan.
“Reli ini kemungkinan bisa bertahan lama sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terjadi sepanjang 2023. Investor yang terakhir mengambil posisi jual pun belum masuk sepenuhnya,” kata Redmond Wong, Strategist di Saxo Capital Market HK Ltd.
Saham Hong Kong menguat hampir 3% sejak indeks regionalnya terakhir diperdagangkan pada 20 Januari. Pada periode yang sama indeks perusahaan-perusahaan China yang listing di bursa Hong Kong bahkan naik 5% selama periode tersebut.
Bank sentral akan menjadi topik utama pada pertengahan minggu ini. The Fed diperkirakan akan menurunkan laju kenaikan suku bunga dengan hanya naik 0,25%, mengingat tanda-tanda inflasi yang mulai mereda.
Laporan pada Jumat pekan lalu menunjukkan bahwa inflasi yang diproyeksikan The Fed berhasil mereda pada Desember. Terjadi tren perlambatan secara tahunan. Data pengeluaran juga tercatat menurun.
Universitas Michigan melaporkan ekspektasi inflasi AS terus bergerak melambat pada akhir Januari. Hal ini membantu meningkatkan optimisme konsumen.
Menteri Keuangan Janet Yellen menuturkan mendukung data terbaru tentang inflasi dan data pekerjaan, namun tetap berjaga-jaga akan risiko resesi perekonomian.
European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) masing-masing diproyeksikan akan menaikkan setengah basis point saat bertemu.
Mata uang Group-of-10 (G10) diperdagangkan dalam rentang terbatas pada awal perdagangan pasar Asia. Yuan bergerak naik tipis, dengan rekan regionalnya yang optimis akan memimpin saat pasar dibuka.
Sentimen positif lainnya adalah infeksi Covid-19 yang tetap terkendali selama liburan berlangsung di China. Indikator konsumsi mencerminkan optimisme untuk pemulihan ekonomi terus berjalan positif.
Pasar Asia menaruh perhatiannya pada perkembangan laporan Hindenburg terhadap Adani Group. Nilai perusahaan yang dimiliki konglomerat India tersebut terus merosot.
Angka terakhir penurunannya mencapai US$ 50 miliar hanya dalam dua sesi perdagangan. Laporan bantahan setebal 413 halaman sudah disampaikan Adani atas tuduhan dan aksi short Hindenburg Research. Klarifikasi Adani sekaligus upaya menenangkan pasar akibat tekanan jual saham-saham Adani Group.
(bbn)