Dia pun mengatakan sektor manufaktur yang paling merasakan tekanan pada Mei masih berkutat di lini garmen dan pertekstilan. Hal itu tecermin dari masih tingginya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk efisiensi di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
Berdasarkan data terakhir Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah korban pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia menembus 13.634 orang per kuartal I-2023. Korban PHK terbanyak tercatat berasal dari wilayah Jawa Barat sejumlah 5.603 orang, disusul Jawa Tengah 4.887 orang. Kedua provinsi tersebut diketahui merupakan basis industri TPT di Tanah Air.
Lebih lanjut, Johnny mengatakan keyakinan atau kepercayaan konsumen untuk membeli barang di dalam negeri pun cenderung menurun. Hal tersebut turut menjadi kontributor pelemahan kinerja manufaktur pada bulan lalu.
“Permintaan domestik pun cenderung menurun dari bulan-bulan sebelumnya pada Mei 2023. Lalu kenapa kemarin-kemarin itu PMI manufakturnya kita lumayan baik? Karena itu akibat dari adanya permintaan yang tertunda dari sebelumnya,” jelasnya.
Mengantisipasi penurunan lebih dalam pada bulan-bulan berikutnya, Johnny mengatakan pelaku industri masih terus berupaya memperluas pangsa pasar ekspornya ke mitra-mitra dagang nontradisional.
“Ini perlu bantuan pemerintah juga dengan kerja sama-kerja sama agar produk manufaktur Indonesia jangan sampai tidak kompetitif. PMI manufaktur ini harus dijaga jangan sampai di bawah 50 karena kalau sudah di bawah itu arahnya bakal deindustrialisasi bukan industrialisasi. Namun, sejauh ini kondisi kita masih cukup baik ya,” ujar Johnny.
Jingyi Pan, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, dalam laporannya mengatakan pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia melambat pada pertengahan menuju triwulan kedua. Perkembangan utama pada survei terbaru adalah penurunan permintaan baru karena kondisi ekonomi domestik dan global yang lebih lemah mempengaruhi permintaan baru.
Menurutnya, sangat penting bagi pelaku industri untuk memonitor seberapa tangguh penurunan permintaan terkini karena hal ini akan memengaruhi perkiraan pertumbuhan jangka pendek.
Namun demikian, papar Pan, kondisi permintaan yang lebih lemah menyebabkan tekanan harga bagi produsen Indonesia makin berkurang, yang artinya inflasi harga jual yang lebih lunak di sektor produksi barang, sehingga mencerminkan upaya Bank Indonesia dalam menurunkan tekanan inflasi melalui pengetatan kebijakan moneter.
“Namun demikian, sangat mengkhawatirkan melihat bahwa sentimen bisnis tetap suram, dengan tingkat kepercayaan makin turun di bawah rata-rata pada Mei, mencerminkan kekhawatiran yang masih ada terhadap perkiraan pada tahun yang akan datang,” tulisnya seperti dilansir S&P, Senin (5/6/2023).
(wdh)