Yongchang Chin - Bloomberg News
Bloomberg, Harga minyak dunia naik pada pembukaan perdagangan pekan ini setelah Arab Saudi mengatakan akan kembali mengurangi produksi sebanyak 1 juta barel per hari pada Juli, yang membawa produksinya ke level terendah selama beberapa tahun.
West Texas Intermediate (WTI) futures melonjak hampir 5% di awal sesi untuk diperdagangkan mendekati US$74 per barel. Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan dia "akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membawa stabilitas pasar" setelah pertemuan OPEC+ yang tegang selama akhir pekan.
"Pasar minyak sekarang terlihat akan semakin ketat di paruh kedua tahun ini," tulis analis ANZ Group Holdings Ltd. Brian Martin dan Daniel Hynes dalam sebuah catatan. “Langkah Arab Saudi kemungkinan akan mengejutkan.”
Harga minyak di New York anjlok 11% bulan lalu karena kekhawatiran terhadap permintaan yang membebani prospek harga, terutama di China.
Sebagian besar pengamat pasar termasuk Goldman Sachs Group Inc. sebelumnya memperkirakan OPEC+ tidak akan mengubah produksi mereka, dan tidak ada tindakan tambahan dari negara lainnya dari koalisi 23 negara itu.
Hal ini membuat Arab Saudi mengorbankan pangsa pasar mereka lebih lanjut untuk menstabilkan harga. Sementara negara-negara lainnya dalam grup ini berjanji untuk mempertahankan pemotongan yang ada hingga akhir 2024.
Adapun Rusia tidak membuat komitmen untuk membatasi produksi lebih lanjut dan Uni Emirat Arab mendapatkan kuota produksi yang lebih tinggi untuk tahun depan.
Harga:
- WTI untuk pengiriman Juli naik 2,7% menjadi US$73,67 per barel pada 07:06 di Singapura.
- Brent untuk penyelesaian Agustus naik 2,5% menjadi US$78,07 per barel.
(bbn)