Logo Bloomberg Technoz

Ada beberapa alasan mengapa minat investor asing begitu tinggi pada saham perusahaan teknologi tersebut.

Pertama, proyeksi bisnis e-commerce di Asia Tenggara cukup cerah. Berdasarkan analisis Bloomberg Intelligence, Gross Merchandise Value (GMV) Asia Tenggara diperkirakan tumbuh 15% per tahun pada 2022-20230 hingga melebihi US$400 miliar, sejalan dengan proyeksi Google, Temasek dan Bain.

“Penetrasi smartphone yang meningkat akan mendorong akses lebih luar ke internet dan konsumsi digital berbagai produk yang lebih luas,” tulis Sufianti dan Nathan Naidu, analis Bloomberg Intelligence Technology Industry dalam catatan, Jumat (2/6/2023). 

Hal itu, lanjut analis, akan meningkatkan penjualan online secara menyeluruh untuk barang elektronik, pakaian, perawatan pribadi, produk kecantikan dan rumah tangga, khususnya bahan makanan, yang merupakan segmen yang paling sedikit ditembus dengan capaian hanya  2% dari penjualan ritel tahun 2022 yang dilakukan secara online dibandingkan.

Konsumen digital di kawasan Asia Tenggara juga dilihat sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai 450 juta orang pada 2030, naik sekitar  2% per tahun dari tahun 2022, dengan rata-rata pembelanjaan per pengguna lebih dari dua kali lipat menjadi US$880 dari US$354. Penetrasi e-commerce, sebesar 11% pada tahun 2022 menurut Meta dan Bain, akan terus menutup kesenjangan dengan China sebesar 37%.

Prospek cerah sektoral tentu berimbas positif bagi pelaku bisnis di dalamnya, termasuk bagi GOTO di masa mendatang.

Kedua, GOTO bersama Sea Ltd (induk Shopee, basis di Singapura) dan Grab Holding (basis di Malaysia) sejauh ini merupakan tiga pemain digital economy Asia Tenggara yang sahamnya tercatat di indeks ekuitas global. Tiga perusahaan teknologi itu memungkinkan pemodal global masuk langsung ke lanskap e-commerce Asia. 

Sea Ltd sahamnya juga tercatat di New York Stock Exchange (NYSE). Sedangkan Grab tercatat sahamnya di indeks Nasdaq, Amerika. 

Masuknya GOTO dalam daftar Indeks MSCI melengkapi triumvirat Asia Tenggara yang bakal memperkaya isi portofolio fund manager global terutama yang mengincar aset di sektor teknologi.

Ketiga, kinerja GOTO mulai memperlihatkan kemajuan dengan target bisa mencetak laba bersih dan EBITDA positif tahun ini. Langkah mengejar profitabilitas sudah tampak dari capaian kinerja GOTO kuartal I-2023, khususnya lini bisnis e-commerce

Korporasi ini mencatat perbaikan adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) dari rugi Rp2,04 triliun di kuartal I tahun lalu menjadi Rp523 miliar. Terjadi pemangkasan rugi 75%.

Nama-nama Baru Kolektor GOTO 

Mengacu pada data Bloomberg, BlackRock Inc. tercatat melangsungkan akumulasi beli yang tinggi pada penutupan perdagangan pada 31 Mei lalu, mencapai 13,53 miliar saham GOTO, atau setara 1,27% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Selanjutnya ada nama JPMorgan Chase & Co. dan Credit Agricole Group. yang juga mengambil posisi beli.

JPMorgan menambah 1,36 miliar saham GOTO, sedangkan Credit Agricole menambah kepemilikan sebesar 604,99 juta saham GOTO. Dengan demikian total kepemilikan saham GOTO oleh JPMorgan adalah 1,4 miliar saham atau setara dengan 0,12%. Sedangkan Credit Agricole mengoleksi 606,41 juta saham, setara 0,05%.

Selain dua nama itu, ada nama-nama manajer investasi global tercatat sebagai debutan pengkoleksi saham GOTO dalam keranjang portofolionya. Kemungkinan besar langkah itu terdorong oleh mulai efektifnya GOTO menjadi penghuni Indeks MSCI, yang berlaku sebelum perdagangan 1 Juni 2023.

Berikut merupakan ketiga nama manajer investasi global yang baru mengoleksi jutaan saham GOTO pada perdagangan Rabu (31/5/2023), sebagaimana tercatat dalam laporan harian kepemilikan saham yang dikompilasi oleh Bloomberg :

  1. Amundi Asset Management SAS menambah 64,61 juta dan total mengoleksi 64,61 juta saham GOTO
  2. Nomura Holdings Inc. menambah 38,91 juta dan total mengoleksi 40,74 juta saham GOTO
  3. Sumitomo Mitsui Trust Holdings Inc. menambah 5,98 juta dan total mengoleksi 5,98 juta saham GOTO

Selain tiga nama itu, ada juga nama State Street Corp. yang juga gencar menambah 93,76 juta saham GOTO, sehingga total kepemilikan saham GOTO mencapai 450,36 juta saham.

(rui)

No more pages