Idenya adalah untuk membangun merek Apple di pasar yang berkembang, seperti India, sekaligus memberikan pengalaman yang lebih baik kepada konsumen di AS dan Eropa.
Fokus utama ekspansi ini adalah kawasan Asia-Pasifik, dengan 21 situs baru atau renovasi yang direncanakan hingga tahun 2027. Pasar tersebut menghasilkan sekitar $130 miliar pendapatan Apple tahun lalu — kira-kira sepertiga dari totalnya — dan negara-negara seperti India telah muncul sebagai mesin pertumbuhan kritis. Apple membuka dua toko pertamanya di India pada bulan April.
Toko-toko baru paling menonjol yang sedang dibahas atau sedang dikembangkan termasuk tiga lokasi di India, pos terdepan pertama perusahaan di Malaysia dan peningkatan ke lokasi bersejarah Apple di area perbelanjaan Opera di Paris.
Apple juga berencana segera membuka toko di Pembangkit Listrik Battersea di London oleh kantor pusat lokalnya yang baru dan merencanakan lokasi tambahan di Miami. Dan ada toko andalan yang direncanakan untuk Jing'an Temple Plaza di Shanghai.
Beberapa lokasi di masa mendatang dan waktunya tetap berupa proyeksi atau proposal internal, yang berarti dapat ditunda atau dibatalkan sama sekali. Meski begitu, banyak toko sudah dalam pengembangan, dan Apple telah setuju untuk menyewa dengan pemilik tanah.
Apple saat ini memiliki lebih dari 520 toko di 26 negara, dengan kira-kira setengahnya berlokasi di AS. Rantai ini terkenal menguntungkan dalam ukuran luas, tetapi toko sering kali lebih banyak membangun merek Apple daripada menjual barang.
Perusahaan mendapatkan sebagian besar pendapatannya dari saluran lain, termasuk situs e-commerce-nya. Namun, lokasi fisik berfungsi sebagai tempat utama bagi pelanggan untuk membeli produk pada hari peluncuran, mendapatkan dukungan teknis, dan mengikuti kelas.
(bbn)
