Bappenas berharap proyek ini terealisasi dengan cepat dan beroperasi pada 2027 mendatang.
Jalur ini akan menyusuri sisi barat menuju Legian, Seminyak, Canggu, Puspen Badung ke Mengwi. Sementara di sisi timur, jalur LRT akan melintas mengarah ke Imam Bonjol-Teuku Umar-Renon-Sanur.
Pembangunan akan dilakukan dalam 2 tahap. Fase 1-A akan dibangun 5,30 km dari Bandara ke Stasiun Central Park. Fasilitas yang dibangun berupa empat stasiun, terowongan, ventilasi, gudang, dan 5 set kereta api atau rolling stock.
Fase 1-B akan dibangun sepanjang 4,16 km. Pembangunan dilakukan dari Stasiun Central Park hingga Seminyak. Fasilitas yang dibangun berupa 3 stasiun, jembatan atau rel layang, dan 7 rangkaian kereta api atau rolling stock.
Pembangunan LRT ini diharapkan mampu mengurai kepadatan lalulintas di di Bali. Bappenas memperkirakan jumlah penumpang di Bandara Ngurah Rai pada tahun 2025 mencapai 24 juta orang. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah mencapai 54,2 juta penumpang pada 2045 mendatang.
Berapa Biayanya?
Total kebutuhan capital expenditure untuk pembangunan LRT Bali berpotensi akan dibebankan kepada Pemerintah Pusat sebesar 49% dan Pemerintah Provinsi Bali sebesar 51% apabila aset nantinya 100% akan diserahkan kepada Provinsi Bali.
Dinas Perhubungan Bali memproyeksikan anggaran pembangunan LRT Bali mencapai Rp 10 triliun sesuai hasil perhitungan dengan Bappenas.
Sementara itu menurut Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno untuk membangun sebuah jalur LRT.
Anggaran senilai Rp50 miliar per kilometer dibutuhkan apabila jalur tersebut dibangun di bawah tanah (underground). Namun apabila bentuknya elevated atau melayang maka per kilometernya butuh Rp 500 miliar atau 10 kali lipatnya.
Artinya bila dihitung-hitung dengan kemungkinan terbesar LRT Bali menggunakan jalur elevated maka uang Rp 10 triliun yang diprediksi dibutuhkan untuk membangun LRT akan mampu membangun jalur sepanjang 20 kilometer.
(evs)