Bursa saham Turki menguat akibat kabar ini, indeks sektor perbankan dibuka melesat 6,6%. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun turun ke 9,32%, terendah sejak 12 Mei.
Sementara mata uang lira Turki diperdagangkan melemah 0,3% terhadap dolar AS pada pukul 09:57 waktu Istanbul. Para trader masih melihat adanya kemungkinan intervensi negara di pasar valas.
Kantor kepresidenan dan juru bicara Simsek menolak memberikan komentar. Erdogan dijadwalkan mengumumkan pemerintahan baru pada Sabtu ini.
Investor masih bersikap menunggu setelah Erdogan resmi memenangi Pilpres pada 28 Mei lalu. Lira sempat melemah ke posisi terendah sepanjang sejarah.
Dalam pidato kemenangannya, Erdogan berjanji untuk membentuk “tim ekonomi dengan kredibilitas internasional.”
Otonomi Kebijakan
Simsek, mantan strategist di Merril Lynch, adalah sosok yang dihormati investor karena pandangan ekonominya yang ortodoks. Dia sudah dikenal di kalangan pemimpin Turki, pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Wakil Perdana Menteri di pemerintahan Erdogan sebelumnya.
Simsek mundur pada 2018 saat Turki beralih ke sistem presidensial eksekutif yang memberikan Erdogan kuasa lebih.
Simsek membantah adanya tawaran dari Erdogan, menyebut dirinya tidak akan terlibat dalam aktivitas politik. Namun setelah kemenangan Erdogan di Pilpres, keduanya kembali bertemu.
Simsek dikabarkan meminta otonomi kebijakan moneter sebagai syarat untuk bergabung ke kabinet, sebut beberapa sumber.
Secara terpisah, Pimpinan Partai Nasionalis Turki Devlet Bahceli melobi agar Simsek masuk ke kabinet, ungkap sejumlah sumber.
Skeptis
Meski Simsek bisa menjamin otonomi, tetapi ada tetap ada keraguan. Erdogan dikenal kukuh dengan pandangan suku bunga rendah bisa meredam inflasi, yang berkebalikan dengan cara berbagai bank sentral di dunia untuk mengendalikan inflasi.
Naci Agbal dipecat sebagai Gubernur Bank Sentral Turki pada 2021 setelah menjabat hanya 4 bulan akibat menaikkan bunga secara agresif.
Pemecatan Agbal dan kembalinya rezim suku bunga rendah pada masa kepemimpinan Sahap Kavcioglu adalah pengingat bagi pihak-pihak yang skeptis soal seberapa lama Simsek bisa bertahan.
“Simsek adalah harapan bahwa kebijakan ortodoks bisa kembali. Namun kita harus bertanya, berapa lama ini bisa bertahan karena pada akhirnya siapa yang memimpin di Turki?” tegas Piotr Matys, Senior Currency Analyst di In Touch Capital Markets Ltd.
Rekam Jejak Simsek
Sebelum pengunduran diri Simsek pada 2018, Turki tidak agresif dalam mencapai target inflasi 5%. Pada akhir 2017, inflasi tahunan hanya sedikit di bawah 12%.
Namun, kepemimpinan Simsek tetap mampu membuat ekonomi Turki tumbuh tinggi sehingga membuat Erdogan puas, meski inflasi juga tinggi.
Setelah kepergian Simsek, inflasi tidak terkendali dan menyentuh 85% tahun lalu sebelum kemudian melambat karena basis yang tinggi. Saat ini, inflasi masih di atas 40%.
Jelang akhir masa jabatannya di pemerintahan, Simsek beberapa kali terbang ke London bersama mantan Gubernur Bank Sentral Murat Cetinkaya. Mereka berupaya menenangkan investor yang cemas karena ambisi Erdogan yang ingin mengontrol kebijakan ekonomi.
Simsek akan menggantikan Nureddin Nebati, yang menjadi Menteri Keuangan sejak akhir 2021. Nebati, mantan Wakil Menteri Keuangan, disebut-sebut sebagai orang dekat Berat Albayrak, menantu Erdogan.
(bbn)