"Kita harus siap-siap untuk menghadapi fenomena (musim kemarau) yang relatif lebih kering dari tiga tahun berturut-turut. Tiba-tiba (musim kemarau) ini mendadak menjadi lebih kering.
Kepala BMKG itu meminta agar kewaspadaaan perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi musim kemarau yang kondisinya lebih kering ini. Salah satu ancaman yang mengintai adalah kebakaran hutan dan lahan, khususnya di daerah-daerah yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut.
Sementara Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan bahwa timing transisi musim hujan ke kemarau saat ini memang tak selalu sama. Namun dia mengatakan bahwa tetap ada potensi hujan lebat yang patut diwaspadai sebagaimana diprediksi lembaganya.
"Dengan status sekarang dampak kekeringan masif belum terlihat. Pesan yang disampaikan bahwa musim kemarau ada dan kategorinya sifat normal. Kekeringan tahun ini paling tidak berbeda dengan 3 tahun belakangan," kata Ardhasena dalam acara yang sama.
"Kemarau ada dan curah hujan defisit dan perlu diwaspadai pertanian kehutanan," tutupnya.
(rez)