“Aramco ingin melihat sebanyak mungkin kontraktor Turki dalam proyeknya. Mereka sedang merencanakan kilang, saluran pipa, gedung manajemen, dan konstruksi infrastruktur lainnya yang akan bernilai investasi US$50 miliar,” kata Eren.
Aramco, yang memiliki valuasi tertinggi ketiga di dunia setelah Apple Inc dan Microsoft Corp, akan segera menyusun daftar kontraktor yang dapat berpartisipasi dalam tender proyek tersebut, ujar Ere. Dia menambahkan kedua belah pihak akan segera bertemu lagi di Arab Saudi.
“Ini adalah penyelamat bagi kontraktor Turki, yang telah banyak menderita dan kehilangan bisnis akibat perang antara Rusia dan Ukraina,” kata Eren.
“Proyek investasi yang didukung pemerintah Turki juga telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah gempa bumi,” katanya, merujuk pada gempa Februari yang menewaskan lebih dari 50.000 orang di Turki.
Perwakilan Aramco menolak berkomentar.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga pekan lalu, telah berjanji untuk memprioritaskan pembangunan kembali sekitar selusin kota yang hancur akibat gempa.
Erdogan dan Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman sepakat pada Juni tahun lalu untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan pertahanan, mengakhiri permusuhan selama bertahun-tahun atas pembunuhan kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi pada 2018 oleh agen Saudi di konsulat kerajaan Istanbul di Istanbul.
Turki memindahkan kasus tersebut ke Arab Saudi pada April 2022.
--Dengan asistensi Matthew Martin.
(bbn)