Mitigasi Kemarau, BMKG Paksa Hujan Turun di Waduk
Ezra Sihite
27 January 2023 16:56
Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa kemarau pada musim tahun ini akan lebih kering dibanding tiga tahun terakhir. Namun demikian tidak sekering pada periode 2015-2016. BMKG menilai apabila dilakukan mitigasi maka konsepnya adalah memanen dan menyimpan air untuk memenuhi waduk-waduk, embun, kolam dan resapan selama masih turun hujan.
"Jangan disia-siakan langsung lari ke laut atau sungai. Ini sudah koordinasi dengan Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) melakukan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) memaksa ini mengisi waduk-waduk itu, embung-embung dan kolam-kolam," kata Kepala BMKG Dwi Korita dalam konferensi pers yang dihelat secara daring pada Jumat (27/1/2023).
Terkait hal tersebut, Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan bahwa memang pihaknya andil dalam proses TMC ini dengan melakukan antisipasi pada hujan deras kemudian menjatuhkan hujan lebih cepat. Sementara dalam kasus karhutla maka dilakukan modifikasi cuaca dengan mempercepat turun hujan dengan penyemaian garam.
Sementara untuk melakukan mitigasi terhadap kemarau kata dia maka pihaknya melihat arah angin dan pembentukan awan. Hujan dipercepat turunnya jika awannya diidentifikasi sudah mendekati waduk, embung dan wilayah resapan yang diperlukan untuk menyimpan air. Sehingga dengan demikian hujan terjadi di tempat-tempat yang bisa menampungnya yakni wadah cadangan air.
Dwi Korita dalam kesempatan tersebut menambahkan bahwa mitigasi ini sebenarnya bisa juga dilakukan oleh komunitas masyarakat. BMKG menyebutkan kemarau diprediksi terjadi pada Juni, Juli dan Agustus namun mungkin bisa bertambah panjang hingga September 2023.