Menurut analis Citigroup Thomas Chauvet, capaian kinerja LVMH bisa dibilang “kantong campuran” karena hilangnya laba operasi. Itu sebagian karena pengeluaran iklan dan promosi yang lebih tinggi pada paruh kedua 2022. “Pembukaan kembali China bakal mengubah permainan,” kata dia.
Kendati masih ada risiko pelemahan permintaan dari Amerika Serikat, LVMH menunjukkan sejauh ini berhasil mencetak pertumbuhan solid. Arnault Group baru-baru ini menjadi perusahaan Eropa pertama yang berhasil melampaui nilai € 400 miliar dan membawa kekayaan Arnault melampaui konglomerat teknologi seperti Elon Musk dan Jeff Bezos.
Secara umum kinerja penjualan LVMH di Asia, di luar Jepang, merosot 8% pada kuartal akhir 2022. Capaian itu berkebalikan dengan kinerja di Eropa yang mencapai 22%, di Jepang 29% dan di Amerika mencapai 7%, seperti dijelaskan oleh Guiony.
Arnault meyakini otoritas China bakal mendorong pertumbuhan ekonomi domestik mereka. “Jika itu masalahnya maka mulai Januari kami memiliki semua alasan untuk percaya diri,” jelasnya.
(bbn)