Setelah Yamin, Soepomo juga turut mengusulkan "Dasar Negara Indonesia Merdeka". Isi rumusan dasar negara usulan Soepomo yaitu Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, serta Keadilan Sosial.
Soekarno kemudian mengenalkan istilah Pancasila sebagai dasar negara, tepatnya pada 1 Juni 1945. Soekarno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia. Pada saat itu, susunan kalimat dan pilihan katanya 'memukau' peserta sidang BPUPKI.
Pancasila merupakan istilah yang berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti asas atau dasar.
"Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka Tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pendapat saya. Saya akan menetapi permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia. Apakah permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia? Paduka Tuan Ketua yang mulia minta kepada sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini," kata Bung Karno mengawali pidatonya seperti dikutip buku 'Bung Karno Sang Singa Podium (Edisi Revisi) oleh Rhien Soemohadiwidjojo (2017).
"Saya minta, Saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo dan Saudara-saudara Islam lain, maafkanlah saya memakai perkataan kebangsaan‖ ini! Saya pun orang Islam," tambah Bung Karno meminta maaf kepada Ki Bagoes Hadikusumo, seorang ulama asal Yogyakarta yang juga anggota BPUPKI
Kebangsaan yang dimaksud, kata Bung Karno, bukan dalam artian sempit. "Di atas satu kebangsaan Indonesia, dalam arti yang dimaksudkan oleh Saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo itulah, kita dasarkan negara Indonesia,"
Dari dasar pertama, Soekarno loncat ke dasar ketiga. "Kemudian, apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara ―semua buat semua ― satu buat semua, semua buat satu. Saya yakin, bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan, perwakilan," kata dia.
Prinsip ke-4 yang diusulkan Bung Karno adalah kesejahteraan. Bagi Sukarno tak boleh ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka. "Saya di dalam 3 hari ini belum mendengarkan prinsip itu, yaitu prinsip kesejahteraan, prinsip tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka," begitu kata si Bung.
"Prinsip yang kelima hendaknya: Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, orang Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya bertuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa," papar Bung Karno.
Dengan demikian, arti Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.
Menurut Soekarno, Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya dan terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Artinya, Pancasila tidak hanya merupakan falsafah negara, tetapi lebih luas lagi berupa falsafah bangsa Indonesia.
Gagasan dari Soekarno ini menjadi cikal bakal sejarah Pancasila. Setelah itu, sidang BPUPKI menyepakati penggunaan istilah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Selain itu, penyampaian gagasan Pancasila pada 1 Juni 1945 menjadi penetapan Hari Lahir Pancasila yang sampai saat ini diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
(ibn/rui)