Walaupun demikian, Dwikorita meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Sebab kata dia kemungkinan terjadinya El Nino tak lebih dari 50 persen dan hanya berlangsung paling lama empat bulan seperti yang terjadi pada 2018.
"Kemaraunya ini bukan seperti kemarau El Nino moderat ya. Bukan seperti itu. Insya Allah ya bukan seperti 2015-2016 tapi lebih kering dari 3 tahun terakhir. Seperti apa keringnya? Seperti tahun 2018 kurang lebih terjadi penurunan curah hujan dan bisa mencapai kurang dari 20 mm dalam sebulan dan durasinya relatif pendek," katanya.
Lebih lanjut Dwikorita meminta agar kewaspadaaan perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi musim kemarau yang kondisinya lebih kering ini. Salah satu ancaman yang mengintai adalah kebakaran hutan dan lahan, khususnya di daerah-daerah yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut.
(rez/ezr)