Ann Koh - Bloomberg News
Bloomberg - Kargo batu bara yang tak diinginkan di Eropa sedang menuju Asia, di mana bahan bakar ditimbun di tengah teriknya suhu menuju musim panas.
Pengiriman sekitar 7 ton batubara Kolombia akan diekspor ke negara-negara Asia pada kuartal berikutnya, bukan ke pelabuhan di Eropa, menurut James Marshall CEO Berge Bulk Ltd., yang armada kapalnya melayani rute tersebut.
Pengiriman akan ditujukan ke destinasi penggunaan bahan bakar oleh pembangkit listrik dan pembuat baja, termasuk China dan India, katanya.
Pelanggan asal Eropa menaikkan impor batu bara Kolombia mereka tahun lalu sebesar 23% menjadi sekitar 30 juta ton, menurut data dari shipbroker BRS Group, setelah Eropa terjerumus ke dalam krisis energi menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Namun, dengan turunnya harga gas alam lebih dari 90% sejak Agustus, lebih banyak pembangkit listrik beralih kembali ke bahan bakar alternatif.
Batu bara asal Afrika Selatan juga tengah menuju Asia, kata Carl Tyler, kepala pencarteran di Novle Resource Group, dalam sebuah konferensi di Singapura pekan lalu.

Kedatangan batu bara ekstra di China akan menambah inventaris yang berkembang di pelabuhan pesisir. Mereka telah meningkatkan impor pada saat yang sama dengan memperluas produksi dalam negeri untuk mendukung pembukaan kembali ekonominya. Namun, permintaan terus meningkat karena pemulihan China yang mengecewakan.
Hal ini kemungkinan akan berubah saat cuaca menghangat, dan alternatif seperti tenaga air dipengaruhi oleh dampak kekeringan yang berkepanjangan tahun lalu, juga prospek suhu yang lebih panas dari biasanya.
Kinerja ekonomi yang lebih kuat di paruh kedua akan meningkatkan kebutuhan listrik China, kata Johann Tan, seorang analis di unit BMI Fitch Solutions.
"Musim panas yang lebih hangat juga mendorong pasokan batu bara yang lebih tinggi sebagai jaminan terhadap kekurangan energi," katanya.
-Dengan asistensi dari Liz Yee Xing Ng.
(bbn)