"Ini akan menjadi draf teks nyata dari perjanjian internasional yang mengikat secara hukum. Menambahkan hal-hal baru setelah itu akan menjadi sangat, sangat sulit," kata Anja Brandon dari Ocean Conservancy, organisasi advokasi lingkungan yang berbasis di Washington, DC. "Jadi ini merupakan dasar di mana semua percakapan dan negoisasi lain bergerak maju."
Ocean Conservancy sedang melobi rancangan tersebut untuk memasukkan peraturan peralatan memancing yang terbengkalai, atau yang disebut sebagai 'ghost gear', yang sebagian besar terbuat dari plastik dan menimbulkan risiko kesehatan bagi mamalia laut.
"Ya, ada jenis perjanjian dan forum internasional lain yang membicarakan soal ghost gear," kata Brandon. "Namun ini benar-benar merupakan kesempatan yang tak tertandingi untuk membuat semua orang sepakat dan menetapkan standar dan praktik untuk mengurangi bahaya."
PBB mengisyaratkan seperti apa standar dan praktik di masa depan dalam laporan yang dirilis pada 16 Mei 2023. Undang-undang Tanggung Jawab Produsen yang diperpanjang, misalnya, akan mewajibkan produsen untuk bertanggung jawab secara fiskal atas biaya pembuangan akhir masa pakai dari produk plastik mereka, dan sebisa mungkin penggantian plastik dengan bahan organik, seperti dengan wadah karton.
Tidak akan murah pastinya. Laporan tersebut memperkirakan bahwa untuk mengarahkan kembali ekonomi tanpa plastik dan kemudian membangun infrastruktur untuk mendaur ulang sisanya dengan benar, dapat menelan biaya sebesar US$65 miliar atau sekitar Rp972 triliun per tahun. Mungkin akan lebih sulit mencapai kesepakatan untuk melarang pembuatan bahan kimia tertentu.
Winnie Lau, direktur proyek Preventing Ocean Plastics di Pew Trust, kelompok advokasi lain yang berbasis di Washington, menginginkan masalah seperti partikel ban dibahas dalam rancangan tersebut. Studi baru-baru ini melacak debu dari bahan kimia dalam ban hingga kematian salmon di Pacific Northwest.
Lau berharap sejumlah polimer dilarang saat ini juga, dan mekanisme yang disiapkan untuk mengevaluasi bahan kimia di masa depan. "Hal ini akan menjadi sangat penting," katanya. "Karena pemahaman kita tentang plastik dan dampaknya terhadap kita sendiri dan lingkungan terus berkembang."
(bbn)