Regulator Masih 'Lembek' Atasi Kasus Pembobolan Data oleh Hacker
Krizia Putri Kinanti
30 May 2023 15:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pakar Siber Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan bahwa masyarakat harus aware dengan pentingnya data pribadi. Terlebih kini tengah marak institusi baik pemerintah ataupun swasta yang ‘kebobolan’.
Data adalah komoditas paling berharga di dunia saat ini, kata Alfon, mengalahkan bentuk apapun yang ada bahkan minyak bumi sekalipun. Kalau data pribadi sampai barada di tangan orang yang mengerti bagaimana menggunakannya, akan sangat berharga. Begitu sebaliknya, jika ada di pihak yang tidak mengerti memang data itu seperti sampah.
“Kan data username, password, data pribadi, data kependudukan itu, data milik saya kalau bocor yang menderita saya bukan kamu. Kalau kamu pengelola data karena kecerobohan, lalu data saya bocor lalu dieksploitasi, yang rugi saya, bukan kamu. Kan kamu dapat malu doang karena dia tidak kompeten dan kepercayaan turun,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Selasa (30/5/2023).
Ia menambahkan bahwa regulator Indonesia masih ‘lembek’ dibandingkan negara tetangga. Misalnya peristiwa yang terjadi pada DBS Group beberapa waktu lalu yang mana layanan digital mereka mengalami gangguan selama 10 jam.
Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) langsung memberlakukan persyaratan modal tambahan pada DBS sebesar 1,5 kali dari asset berbobot risiko, untuk risiko operasional sebesar 930 juta dollar Singapura. Itu berarti Rp10,28 triliun dalam modal peraturan tambahan.