Tang mengatakan skenario terburuk untuk Taiwan adalah penghancuran titik komunikasi di pulau itu, yaitu tiga penyedia telekomunikasi utama serta pasokan listrik mereka.
"Para musuh kami tahu," di mana fasilitas utama pulau itu berada karena informasinya bersifat publik, kata Tang. "Jadi kita bisa berasumsi kalau komunikasi bisa terganggu, macet, atau bahkan hancur dalam gempa besar."
Tang banyak menyebut soal 'gempa bumi'. Selain mengacu pada bencana alam -- Taiwan berada di kawasan tektonik aktif yang dikenal sebagai Ring of Fire atau Lingkaran Api Pasifik -- sebutan tersebut juga merupakan eufemisme untuk insiden yang berkaitan dengan ketegangan dengan China, termasuk serangan di dunia maya.
"Ini adalah analogi yang tepat karena gempa bumi tak akan memberi Anda peringatan," lanjut Tang.
China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dan bersumpah akan mengendalikannya suatu hari nanti. Bahkan dengan kekerasan jika diperlukan. Pemerintahan Presiden Tsai Ing-wen menolak klaim Beijing, dengan menyatakan bahwa Taiwan adalah negara merdeka secara de facto. Dengan Taiwan menggelar pemilihan presiden di awal 2024, China diperkirakan akan meningkatkan upaya untuk mempengaruhi pemungutan suara.
Namun, membangun ketahanan digital seperti yang diinginkan Tang pada 2024 merupakan target yang sulit.
Rencana tanggap bencana Taiwan menyerukan pembentukan 700 receiver satelit yang ditempatkan di seluruh pulau. Beberapa receiver akan diperbaiki, sementara yang lain berjalan, dan harus dikonfigurasi untuk menerima komunikasi dari beberapa konstelasi satelit di Orbit Bumi Rendah (Low Earth Orbit/LEO) dan Orbit Bumi Menengah (Medium Earth Orbit/MEO).
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah membuka tawaran bagi lembaga penelitian untuk mengikuti putaran pengujian dan verifikasi proof-of-concept. Sejauh ini, setidaknya tiga telah mendaftar, kata Tang. Pemenangnya nanti akan mulai bekerja dengan penyedia satelit. Di antara para penyedia, perusahaan Prancis-Luksemburg SES Global kini telah memiliki dua receiver di Taiwan.
Tang mengatakan OneWeb, provider satelit dengan salah satu investor termasuk pemerintah Inggris, konglomerat India Bharti Global, dan Softbank Group Corp., telah mengisyaratkan minatnya. Seperti halnya Project Kuiper, inisiatif dari Amazon.com Inc., untuk menciptakan konstelasi lebih dari 3.000 LEO satelit. Namun, saat ini tak satu pun tersedia.
Hanya konstelasi SpaceX milik Starlink Inc. yang memiliki kemampuan untuk menyediakan cakupan langsung saat ini. Tang menggambarkan Starlink sebagai provider potensial, nanun menambahkan bahwa dirinya masih mencari lebih dari satu provider untuk 'memastikan bahwa ketika muncul kesulitan, ada banyak konstelasi yang harus dihancurkan atau diganggu untuk bisa merusak komunikasi kami' dengan dunia luar.
Kabel Rentan
Sehingga untuk saat ini, kapasitas satelit Taiwan tidak ada artinya jika dibandingkan dengan jangkauan yang saat ini didapat dari 14 kabel bawah lautnya, kata Henny Huang ketua dan kepala eksekutif di Pusat Informasi Jaringan Taiwan, sebuah organisasi nirlaba yang sebagian dimiliki oleh pemerintah Taiwan.
Kapasitas satelit saat ini 'hanya menambah sekitar 0,01% dari kapasitas transmisi kabel bawah laut,' kata Huang. "Hampir tidak mungkin menggunakan satelit itu sebagai cadangan atau untuk meningkatkan ketahanan komunikasi."
Namun, kabel bawah laut sangat rentan. Huang menambahkan bahwa rencana untuk memiliki 700 receiver tidak akan cukup besar untuk memenuhi kebutuhan komunikasi 23 juta penduduk Taiwan.
Tang menyebut 700 receiver tersebut sebagai jumlah minimun untuk mempertahnkan komunikasi penting. Pemerintah telah mengalokasikan NT$550 juta (Rp 269, 8 miliar) pada 2023-2024 untuk mensubsidi pengujian dan verifikasi program tanggap bencana.
Ia menambahkan bahwa Taiwan mengambil pelajaran dari konflik Ukraina, yang telah berulang kali menghadapi serangan siber oleh Rusia pada infrastuktur dan populasinya. Tetapi Ukraina memiliki akses ke sistem Starlink, yang telah membantu menjaga komunikasi mereka tetap berjalan sejak perang dimulai.
Masih belum jelas apakah ini adalah pilihan yang realistis untuk Taiwan. Ada pertanyaan tentang apakah pemilik SpaceX Elon Musk, yang memiliki investasi signifikan di China lewat Tesla Inc., ingin menyokong Taiwan. Sang miliarder diperkirakan akan berkunjung ke China pekan ini, yang akan menjadi perjalanan pertamanya ke negara tersebut dalam tiga tahun, menurut sumber yang mengerti masalah tersebut.
Dalam komentar yang diberikan kepada Financial Times tahun lalu, Musk menyarankan Taiwan harus setuju untuk menjadi zona administrasi khusus China. Komentar tersebut membuat marah pejabat Taiwan dan mendapatkan pujian dari Beijing.
Mengacu pada video pengarahan harian Presidan Ukraina Volodymyr Zelenskiy selama perang, Tang mengatakan sangat penting bagi pemerintah untuk dapat berkomunikasi dengan rakyatnya dan dunia luar.
Artinya, panggilan video lokal harus ditangani di dalam negeri, katanya. Namun saat ini, sesi Zoom awalnya dialihkan ke luar negeri sebelum koneksi lokal dibuat. Tang menambahkan bahwa Google Meet Alphabet Inc. sepenuhnya memegang routing domestik, memastikan komunikasi akan tetap berjalan meskipun jika kabel bawah laut Taiwan terputus.
Ditanya tentang rencana pemerintah Taiwan tersebut, Zoom Video Communications Inc. dan Google tak segera menaggapi permintaan komentar. Microsoft Corp juga menolak untuk berkomentar.
Menggarisbawahi rasa urgensinya, Tang mengatakan infrastruktur digital Taiwan sudah dikepung oleh jutaan serangan otomatis oleh tersangka yang berafiliasi dengan China. Hal ini akan menjadi lebih buruk jika gempa bumi atau keadaan darurat lainnya terjadi, kata Tang.
"Kita akan melihat banyak laporan langsung dari Taiwan yang sepenuhnya sintetik," katanya. Mengacu pada video 'palsu' dan upaya disinformasi lainnya. "Itulah yang sedang kami persiapkan untuk akhir tahun depan.
(bbn)