Hindenburg, yang didirikan oleh Nate Anderson, menerbitkan laporan awal pekan ini yang mengatakan bahwa pihaknya menjual obligasi konglomerat Adani yang diperdagangkan di AS dan instrumen derivatif yang tidak diperdagangkan di India. Itu menuduh komplotan yang manipulasi pasar secara "kurang ajar" dan penipuan akuntansi.
Tuduhan luas tentang dugaan malpraktik peruhaan Adani meluas ke jaringan entitas cangkang lepas pantai yang dikendalikan keluarga Adani di tempat yang bebas pajak, dari Karibia, Mauritius, dan Uni Emirat Arab.
Hindenburg mengklaim entitas tersebut digunakan untuk memfasilitasi korupsi, pencucian uang, dan pencurian pembayar pajak, sambil menyedot uang dari perusahaan grup yang terdaftar. Komglomerat ini memiliki rentang bisnis mulai dari pelabuhan hingga pembangkit listrik hingga bandara, pusat data, energi terbarukan, pembuat semen, dan media.
Penurunan nilai pasar berlanjut pada saham perusahaan Adani yang tercatat di bursa pada hari Jumat (27/1/2023). Laporan itu keluar pada hari Rabu (25/1/2023)– hari yang sangat sensitif karena meningkatnya isu serangan short seller, padahal Adani Enterprises Ltd. baru membuka penjualan saham senilai $2,5 miliar untuk investor institusional. Nilai penawaran lanjutan bahkan mengalami kelebihan permintaan.
Penjualan saham, yang masih terus dilakukan hingga 31 Januari, merupakan upaya Grup Adani untuk mencari kredibilitas global untuk kerajaan bisnis yang berkembang pesat.
(hps)