"Kami tidak akan mentolerir pogrom (serangan atas kelompok tertentu) Serbia," katanya, mendesak kerabat etnis di Kosovo untuk menghindari konfrontasi dengan pasukan penjaga perdamaian multinasional yang dipimpin oleh NATO. "Saya memohon kepada warga Serbia di Kosovo untuk tak terlibat dalam konfrontasi dengan NATO."
Otoritas Serbia, termasuk tentara, tetap berhubungan dengan aliansi militer agar bisa meredakan ketegangan dan mencegah kekerasan lebih lanjut, katanya.
Sebelumnya di hari yang sama, pasukan polisi Kosovo yang sebagian beretnis Albania menggunakan semprotan merica sebagai tanggapan gas air mata yang dilemparkan ratusan demonstran beretnis Serbia, yang mencoba memblokir akses pejabat ke sejumlah gedung di kota-kota yang didominasi Serbia.
Eskalasi bertambah besar ketika pengunjuk rasa Serbia mencoba memblokir jalan walikota beretnis Albania yang baru terpilih saat sedang menuju kantornya.
"Serangan semacam itu sama sekali tak dapat diterima," kata NATO dalam pernyataan itu. "KFOR akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memenuhi mandat PBB."
Pasokan internasional yang dikenal sebagai KFOR telah dikerahkan di Kosovo sejak perang 1998-1999 antara Serbia dan etnis Albania atas Kosovo.
Gejolak itu membahayakan rencana yang ditengahi Uni Eropa, upaya yang didukung Amerika Serikat untuk menormalkan hubungan dengan Balkan. KFOR mendesak pemerintah Serbia dan Kosovo untuk terlibat dalam dialog untuk mengurangi ketegangan.
Menyusul bentrokan yang terjadi pada Jumat (26/05/2023), AS dan sekutu utama Eropa mengutuk pemerintah Kosovo atas apa yag mereka katakan sebagai tindakan yang memicu kerusuhan.
Bentrokan terjadi ketika walikota mencoba mengakses kantor mereka tanpa rekomendasi mediator AS dan Uni Eropa. Para pejabat telah dipilih dalam pemungutan suara lokal pada April, yang diboikot oleh Serbia dan disebut tidak sah.
Vucic mengatakan empat tokoh Serbia ditangkap di Kosovo, sementara negaranya sedang dalam pembicaraan dengan KFOR untuk merundingkan pembebasan mereka.
Tentara Serbia tetap dalam status siaga tinggi, status yang diturunkan oleh Vucic sejak Jumat (26/05/2023). Ia mengambil langkah serupa tahun lalu ketika ketegangan berulang di Kosovo dekat perbatasan hampir berakhir dengan kerusuhan.
Ketegangan juga menutup sekolah-sekolah di daerah berpenduduk Serbia di Kosovo, kata otoritas Serbia setempat dalam siaran langsung.
Pemerintah di Beograd menolak untuk mengakui Kosovo sebagai sebuah negara, dan menolak pemisahannya dari Serbia pada tahun 2008, sebuah poin penting yang menghalangi upaya kedua negara untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Utusan Barat telah berusaha meredakan perselisihan selama bertahun-tahun tanpa hasil. Mereka mengintensifkan upaya itu lagi setelah Rusia menyerang Ukraina.
--Dengan asistensi dari Jan Bratanic.
(bbn)