“Mungkin dapat dikatakan bahwa pembukaan kembali China telah kehilangan kekuatan,” katanya.
Di AS, sentimen deal pemerintah dan DPR untuk menghindari bencana gagal bayar utang masih membayangi.
Obligasi negara dan saham futures AS mencerminkan harapan bahwa Kongres akan mengesahkan deal soal utang itu menyusul lobi-lobi yang dilakukan Gedung Putih dan para pemimpin kongres dari Partai Republik.
Obligasi negara yang jatuh tempo pada Juni menguat menyusul pembukaan perdagangan pada Selasa setelah pasar AS ditutup dalam rangka libur nasional pada Senin.
Dolar AS, yang telah diuntungkan dari kecemasan soal gagal bayar sedikit berubah, dengan indeks greenback duduk nyaman di bawah level tertinggi selama dua bulan yang terjadi pekan lalu.
Futures S&P 500 dan Nasdaq 100 masing-masing naik 0,2% dan 0,4%, setelah masing-masing naik tipis pada Senin dalam perdagangan yang menipis di hari libur.
Biden secara pribadi telah mengimbau para anggota parlemen untuk mendukung kesepakatan plafon utang tersebut, yang akan melalui voting di DPR pada Rabu.
Rincian kesepakatan itu akan menjadi pertimbangan para pembuat kebijakan di The Federal Reserve saat mereka bertemu di bulan Juni.
“Kami yakin kesepakatan ini memperkuat kenaikan 25 basis poin pada pertemuan FOMC 13-14 Juni. Dengan meredanya tekanan sektor perbankan, potensi gagal bayar adalah satu-satunya hal yang dapat mencegah kenaikan bulan depan," tulis Win Thin, kepala strategi mata uang global di Brown Brothers Harriman & Co., dalam sebuah catatan.
“Lebih penting lagi, pemotongan suku bunga pada akhir tahun sekarang benar-benar sudah diperhitungkan, seperti yang seharusnya sudah dilakukan sejak lama.”
Di pasar komoditas, harga minyak dunia naik dan emas tetap mendekati level terendah sejak pertengahan Maret karena permintaan berkurang untuk aset yang aman menyusul kesepakatan plafon utang AS.
(bbn)