Antara tahun 2023 dan 2025, Vietnam mencanangkan proporsi produksi beras putih kelas rendah dan menengah tidak akan melebihi 15 %, kemudian produksi beras putih bermutu tinggi akan mencapai sekitar 20%.
Sementara itu Vietnam akan menaikkan produksi beras wangi, beras japonica dan beras spesial menjadi 40% dan beras ketan 20%.
Di sisi lain, produk beras dengan nilai tambah tinggi seperti beras bergizi, beras pratanak, beras organik, tepung beras, produk olahan beras, bekatul dan beberapa hasil samping beras lainnya hanya akan diproduksi mencapai 5%; dan beras bermerek 20%.
Indonesia Importir Beras Terbesar Ketiga
Rencana Vietnam untuk mengurangi impor beras diperkirakan bakal berpengaruh terhadap stok beras di Indonesia.
Data Bea Cukai menunjukkan bahwa selama Januari-April tahun ini, Vietnam telah mengekspor beras senilai US$149 juta atau setara Rp2,2 triliun ke Indonesia pada periode tersebut, jauh di atas US$58 juta yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan tajam impor beras dari Vietnam menjadikan Indonesia sebagai pembeli beras Vietnam terbesar ketiga setelah Filipina dan China.
Vietnam mengekspor hampir 2,9 juta ton beras senilai US$1,53 miliar antara Januari dan April, melonjak 40,7% dalam volume dan 51,6% dalam nilai tahun-ke-tahun.
(evs)