Logo Bloomberg Technoz

Irvan Susandy, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa (AB) BEI mengatakan, hal itu memungkinkan untuk terjadi. "Memang secara mekanisme perdagangan, itu memungkikan untuk terjadi saat pre-closing, sesuai dengan peraturan perdagangan No. II A," ujarnya kala itu.


Gorengan Modal 'Receh'?

Irvan juga memastikan tidak ada gangguan atau error yang membuat pergerakan saham BEBS bisa seperti itu. Namun, meski pergerakan seperti saham BEBS memungkinkan untuk terjadi, Irvan dan jajarannya tetap akan melakukan pembahasan secara internal. Hal itu ia ungkapkan akhir pekan lalu. 

Terlebih, pergerakan saham BEBS telah mendapat sorotan banyak pelaku pasar. Sebab, meski kondisi ARB berbalik menjadi ARA sangat memungkinkan terjadi, nilai transaksi BEBS di Jumat kemarin hanya sebesar Rp22,37 juta.

Padahal, secara sistem, lazimnya harus ada yang memasang posisi bid dengan jumlah lot yang sama seperti posisi ask di harga Rp290/saham untuk membuat harga BEBS naik. Namun, dengan modal Rp22 juta, BEBS bisa langsung ARA.

Kemudian, pada hari ini, Senin (29/5/2023), BEI merilis keterangan yang pada intinya akan melakukan penelaahan atas satu saham tertentu demi menjaga perdagangan yang teratur, wajar dan efisien.

"Berkenaan dengan fenomena pembentukan harga satu efek tertentu pada sesi pra-penutupan di JATS, maka bersama ini dapat kami sampaikan bahwa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang melakukan tindak lanjut berupa penelaahan dan analisis untuk mengidentifikasi hal tersebut. Tindak lanjut ini merupakan upaya BEI untuk menjaga perdagangan Efek di Bursa agar dapat tetap berjalan dengan teratur, wajar, dan efisien," seperti dikutip dari keterangan tersebut.

Hingga penutupan sesi I hari ini, saham BEBS kembali menyentuh ARB setelah turun 22 poin atau setara 6,47% ke level Rp318/saham. Posisi bid sudah kosong, sementara ask paling banyak mengantre di level Rp318/saham atas 6,79 juta lot saham.

 

(dhf)

No more pages