Pendekatan Erdogan untuk menyelamatkan ekonomi Turki memang tidak lazim. Ia percaya suku bunga yang lebih rendah bisa menyebabkan inflasi yang lebih rendah. Ia melakukan ini dengan mekanisme informal termasuk dengan melakukan intervensi terhadap bank sentral.
Kebijakan ini telah membuat para dana investor asing keluar dari Turki, dengan total kepemilikan asing atas saham dan obligasi Turki menurun sekitar 85%, atau hampir US$130 miliar, sejak tahun 2013.
"Tanpa perubahan dalam kerangka kebijakan makro untuk memprioritaskan disinflasi dan mengadopsi kebijakan-kebijakan yang ramah pasar, kebutuhan keuangan eksternal Turki yang tinggi kemungkinan besar akan membuat risiko-risiko makro tetap mengancam, meningkatkan sensitivitas terhadap guncangan-guncangan global [harga komoditas, suku bunga The Fed] serta ketersediaan arus masuk valuta asing dari para mitra di kawasan," tulis para analis.
(bbn)