“Setiap peluncuran yang menggunakan teknologi rudal balistik melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.”
Badan keamanan laut Jepang secara terpisah memperingatkan bahwa roket satelit itu kemungkinan dapat diluncurkan antara 31 Mei dan 11 Juni. Menteri pertahanan Jepang pun telah mengeluarkan perintah untuk menghancurkan bagian mana pun dari proyektil yang mungkin jatuh di wilayah Jepang.
Korut terakhir kali meluncurkan roket luar angkasa pada Februari 2016, ketika negara tersebut mengklaim telah menempatkan satelit pengamat bumi ke orbit. Meski demikian, satelit tersebut diperkirakan tidak pernah mencapai orbit.
Awal bulan ini pemimpin Korut Kim Jong Un mengunjungi tempat perakitan satelit mata-mata pertama Korut, di mana ia menunjukkan bahwa negara tersebut dapat segera melakukan peluncuran roket luar angkasa pertamanya dalam waktu sekitar tujuh tahun.
Kim didampingi oleh putrinya yang masih remaja dalam kunjungan itu, yang disebut oleh media lokal resmi KCNA sebagai “satelit pengintaian militer No. 1 yang siap untuk diisi muatan”. Perangkat ini dirancang untuk memantau pasukan AS dan sekutunya di Asia.
Korut dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB untuk melakukan uji coba rudal balistik, tetapi mereka telah lama mengklaim berhak untuk melakukan program luar angkasa sipil guna peluncuran satelit.
--Dengan asistensi Jon Herskovitz, Isabel Reynolds, dan Gareth Allan.
(bbn)