Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, inflasi (Consumer Price Index/CPI) di Tokyo, indikator dari tren inflasi nasional Jepang, melandai dari sebelumnya 3,5% secara tahunan menjadi 3,2% pada Mei meskipun korporasi masih terus membebankan kenaikan biaya pada konsumen sehingga tekanan inflasi dapat berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan Bank Sentral Jepang (BoJ).
“Inflasi inti (Core CPI) tumbuh 3,9%, tertinggi sejak April 1982, menggambarkan tekanan harga yang semakin meluas dan memberi dukungan pada ekspektasi pembatalan kebijakan moneter yang super longgar,” tambahnya.
Sementara itu, inflasi AS dan belanja konsumen meningkat pada April, dipicu oleh tekanan harga dan permintaan yang stabil. Hal ini akan membuat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) cenderung menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Indeks tingkat konsumsi pribadi dan ukuran inti (Personal Consumption Expenditure/PCE), kecuali pangan dan energi, sebagai alat pengukur inflasi The Fed menunjukkan keduanya melewati ekspektasi sebelumnya. Data departemen perdagangan AS juga mengejutkan dengan kenaikan belanja rumah tangga yang menjadi yang terkuat sejak awal tahun.
Sentimen selanjutnya, penyaluran kredit perbankan di AS berhasil mencatatkan pertumbuhan, mencerminkan mulai stabilnya kinerja kredit meskipun standar pinjaman lebih diperketat dan biaya pinjaman makin tinggi.
Tercatat pinjaman bank komersial naik US$10,4 miliar (Sekitar Rp156,08 triliun) dalam pekan yang berakhir 17 Mei ke level tertinggi dalam tiga pekan, menurut data penyesuaian musiman dari The Fed pada Jumat pekan kemarin waktu setempat.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, IHSG ditutup terkoreksi ke 6.687 disertai dengan munculnya peningkatan volume penjualan pada perdagangan akhir pekan kemarin.
“Selama IHSG masih mampu berada di atas 6.657 sebagai supportnya, maka IHSG masih berpeluang berbalik menguat untuk menguji rentang area 6.701 - 6.711 sebagai target terdekatnya,” papar Herditya dalam riset yang diterbitkan pada Senin (29/5/2023).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BFIN, BIPI, INKP, dan INTP.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan pekan kemarin IHSG ditutup melemah. Berbeda halnya, investor asing tetap mencatatkan net buy sebesar Rp443 miliar di reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat pada hari ini, dengan resistance 6.700 - 6.723 dan support 6.650 - 6.600 Dengan saham rekomendasinya ialah BIPI, ESSA, ADRO, ASII, BMRI, dan TOWR.
(fad/dhf)