TikTok mengikuti perusahaan teknologi lain seperti Snap Inc., Microsoft Corp. dan Google dalam mengembangkan chatbots dan AI generatif lainnya, teknologi paling mutakhir yang menghebohkan internet beberapa tahun terakhir.
Uji coba Tako saat ini tersedia untuk grup kecil karyawan, kata Daniel Buchuk analis di Watchful, perusahaan yang melacak pengujian pengembangan aplikasi untuk para pesaing.
Tiktok, bagian dari grup bisnis ByteDance Ltd. China, menggunakan AI di waktu yang kontroversial. Pembuat kebijakan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa ingin menindak aplikasi tersebut karena khawatir datanya dapat digunakan oleh pemerintah China.
Bulan ini, salah satu negara bagian di AS, Montana, menjadi yang pertama menyetujui tindakan pelarangan TikTok.
Untuk saat ini, Tako muncul sebagai ikon kecil mirip hantu di bagian kanan atas layar aplikasi. Setelah mengetuk ikon tersebut, pengguna dibawa ke pesan instan, tempat mereka dapat mengajukan pertanyaan.
Dilaporkan Bloomberg News, Buchuk mengatakan bahwa Tako juga dapat memberikan rekomendasi konten berdasarkan minat dan preferensi pengguna.
"Tako adalah chatbot eksperimental," tertulis di salah satu tangkapan layar yang dibagikan. "Ia dapat menjawab pertanyaan, dan melakukan percakapan dengan Anda."
Meskipun memiliki tim AI internal, informasi apapun yang dimasukkan pengguna ke Tako dikumpulkan dan dibagikan dengan "penyedia layanan pihak ketiga yang tak disebutkan namanya untuk memberi jawaban atas pertanyaan Anda," sesuai dengan ketentuan privasi fitur tersebut.
Tako hanya tersedia untuk pengguna TikTok berusia 18 tahun ke atas, tambah Buchuk.
Pengguna dapat memilih untuk menghapus data mereka, tetapi diperingatkan untuk tidak membagikan informasi pribadi apapun dengan chatbot. Mereka juga disarankan untuk tidak mengandalkan bot untuk nasihat medis, hukum, atau keuangan karena 'jawaban dari Tako dihasilkan oleh AI dan mungkin tidak benar atau akurat'.
Secara keseluruhan, Tako akan mengizinkan TikTok untuk mendapatkan data yang lebih akurat, untuk mengirimkan konten yang dipersonalisasi dan sangat bertarget kepada pengguna individu, kata Buchuk. Menambahkan bahwa tako memiliki 'potensi untuk merevolusi cara orang-orang menggunakan TikTok'.
(bbn)