Selain pengajuan standstill, WIKA saat ini lebih fokus pada proyek dengan pola pembayaran berdasarkan progress bulanan dengan uang muka. Tercatat hingga Maret 2023, lebih dari 77% segmen proyek yang berada pada order book perseroan, merupakan proyek-proyek infrastruktur dan gedung. Proyek dimiliki pemerintah.
Posisi tersebut meningkat signifikan dibandingkan tahun 2019 dimana proyek pemerintah hanya sebesar 19%. Dengan model pembayaran ini, perseroan mengupayakan pengelolaan arus kas dapat dilakukan secara mandiri di setiap proyek. Langkah ini untuk menghindari terjadinya defisit pada arus kas di proyek.
Sikap Serupa
Standstill merupakan bentuk optimal dari perlakuan yang sama (equal treatment) kepada kreditur dan pemegang obligasi penjaminan. Sikap ini akan memberikan waktu bagi perusahaan dalam melakukan pencadangan kas untuk aktivitas operasi.
Sikap itu juga yang tengah diambil WSKT. Ini menjadi alasan perusahaan menunda pembayaran bunga Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I Tahun 2020, yang berimbas pada disuspensinya saham.
"Belum dibayarkannya bunga obligasi dikarenakan kami masih dalam sikap standstill," ujar SVP Corporate Secretary WSKT, Ermy Puspa Yunita.
Perseroan juga sedang mempersiapkan skenario modifikasi master restrcuturing (agreement) dan skema restrukturisasi komprehensif kepada seluruh kreditur, termasuk pemegang obligasi non-penjaminan.
Standstill bersifat hanya sementara. Berlangsung dari 7 Februari 2023 hingga 15 Juni 2023. Dalam standstill juga terdapat ketentuan yang mewajibkan perseroan untuk menerapkan equal treatment kepada seluruh kreditur termasuk pemegang obligasi non penjaminan.
Sehingga, WSKT tidak dapat melakukan pembayaran apapun termasuk melakukan pembayaran bunga dan atau pokok atas kewajiban keuangan terhadap seluruh kreditur dan pemegang obligasi non penjaminan, serta pemberi pinjaman perbankan.
(dhf/wep)