BA selama ini sudah bermain di segmen suku cadang otomotif, khususnya kendaraan berat seperti bus dan truk. Sehingga, ini menjadi peluang bagi VKTR untuk mulai mengembangkan produk komponen suku cadang dan aksesori berbahan metal-alloy yang sesuao dengan kebutuhan kendaraan listrik di masa mendatang.
Kemudian, sebesar 2,49% akan digunakan untuk pelunasan seluruh dan sebagian pokok utang kepada PT Tambara Tama Mandiri (TTM), 1,38% akan digunakan untuk pelunasan
seluruh pokok utang kepada PT Andara Multi Sarana (AMS) dan 44,61% akan digunakan oleh perusahaan untuk modal kerja atau Operational Expenditure (OPEX) dalam rangka
memenuhi kebutuhan operasional.
"Setelah IPO, kami berkomitmen tidak hanya mendistribusikan kendaraan listrik yang saat ini dimulai dari bus listrik, tapi juga memproduksi kendaraan listrik ke depannya, sehingga dapat berkontribusi untuk TKDN yang lebih tinggi," jelas Gilarsi.
Ia menambahkan, selain bus listrik, VKTR juga akan merambah bisnis truk listrik. Pasalnya, ceruk pasar di segmen ini masih terbuka lebar.
Data perusahaan, menurut Gilarsi, menunjukkan bahwa pada 2023, pasar truk listrik diperkirakan melebihi 111.000 unit per taun. Tren pertumbuhan didorong terutama oleh sektor tambang, sawit dan logistik.
"Dengan banyaknya sektor yang mulai bergeliat, maka penjualan niaga pun diperkiarakan akan sejalan," kata Gilarsi.
(dhf/wep)