Kegagalan First Republic membuat FDIC harus menggelontorkan dana miliaran dolar untuk penyelamatan bank. Dana talangan tersebut pada akhirnya ditutup dengan premi khusus yang dikenakan pada industri perbankan.
Sistem insentif perusahaan membantu meningkatkan kompensasi bagi masing-masing karwayan menjadi rata-rata US$310.000 tahun lalu, berdasarkan pengajuan peraturan.
Meskipun jumlah yang dibayarkan pada individu bervariasi, tergantung dengan peran mereka, kinerja, dan portofolio klien, angka tersebut lebih besar dua kali lipat dari gaji karyawan JPMorgan. Tak seperti penyelamatnya yang jauh lebih besar, First Republic bukan bank bergengsi di Wall Street, rumah bagi mereka berpenghasilan tinggi di industri ini.
Juru bicara JPMorgan dari FDIC, yang kini bertanggung jawab atas First Republic, menolak berkomentar.
Satu hal yang dicermati oleh para penawar pada hari-hari terakhir First Republic adalah tumpukan hipotek jumbo dengan bunga rendah untuk para nasabah tajir dengan skor kredit tinggi. Antusiasme para pelanggan terhadap pinjaman tersebut meledak selama pandemi, membantu perusahaan menggandakan keuntungan selama empat tahun, sebelum menjadi bank gagal dengan biaya penyelamatan terbesar ke dua dalam sejarah AS.
Hipotek, terkadang dijadikan iming-iming kepada calon klien, biasanya memungkinkan pembeli menunda pembayaran pokok selama satu dekade, memberi mereka lebih banyak waktu untuk berinvestasi dan mengembangkan kekayaan mereka. Namun, suku bunga utang yang rendah dan jadwal pembayaran yang lambat menyebabkan nilainya jatuh begitu Federal Reserve (bank sentral AS) memulai serangkaian kenaikan bunga acuan tahun lalu sehingga melemahkan neraca keuangan First Republic.
Pada akhir Desember, First Republik mengatakan portofolio pinjamannya akan bernilai US$19 miliar lebih rendah dari nilai nominal jika dijual, lebih besar dari modal yang disetorkan oleh pemegang saham. Deposan akhirnya melarikan diri, membuat perusahaan hancur.
JPMorgan telah memberi tahu karyawan First Republic yang tersisa bahwa pihaknya berencana memberikan keputusan atas nasib mereka bulan ini, kata Marianne Lake salah satu co-head consumer and community bank JPMorgan, dalam sebuah presentasi pekan ini.
Menurut sumber yang mengetahui prosesnya, ada tiga opsi yang sedang dikaji: Mereka akan diundang untuk bergabung dengan JPMorgan tanpa batas waktu, bergabung untuk jangka waktu tertentu, atau tidak sama sekali.
Di masa jayanya, memberikan kompensasi berdasarkan seberapa banyak dana klien yang bisa ditarik ke bank menjadi pemikat untuk mempertahankan bankir tak pindah ke pesaing. Para karyawan menjalankan beberapa tugas: mengatur hipotek, menarik simpanan, mengelola kekayaan nasabah, dan dibayar berdasarkan semua itu.
Karyawan yang berhasil membujuk nasabah mencairkan kredit kepemilikan rumah akan mendapatkan bonus dalam jumlah kecil dari nilai pinjaman setiap tahun, selama status utang tersebut lancar, kata salah satu sumber. Namun insentif semacam itu hanya menyumbang sebagian dari apa yang dapatkan oleh karyawan berpenghasilan tinggi, kesepakatan tersebut membantu menarik dan memperkuat hubungan dengan klien, membuka jalan bagi bisnis yang lebih menguntungkan.
Beberapa contoh dari dana jutaan yang dapat dikumpulkan oleh para pegawai dijelaskan dalam peraturan perusahaan. Aturan AS mensyaratkan pengungkapan semacam itu saat perusahaan juga mengaji kerabat dari top eksekutif atau anggota dewan.
Istri dari Chief Credit Officer (CCO) David Lichtman, seorang direktur pelaksana eksekutif layanan nasabah tajir, dibayar US$8,6 juta tahun 2021, melebihi penghasilan Lichtman, berdasarkan pernyataan proksi tahun lalu. Putra pendiri First Republic dan mantan CEO Jim Herbert menghasilkan US$3,5 juta pada tahun itu sebagai senior vice president.
Tetap saja, sejauh kompensasi tahunan karyawan tetap terikat pada saham bank, porsi tersebut dihapuskan. Saham diperdagangkan pada US$121,89 akhir tahun lalu saat perusahaan memiliki lebih dari 4 juta saham yang disisihkan untuk mendukung insentif ekuitas janga panjang. Harga merosot jauh saat bank bangkrut.
Regulator dan Departemen Kehakiman saat ini tengah menyelidiki apakah ada orang yang bekerja di perusahaan tersebut yang menggunakan informasi orang dalam untuk melakukan perdagangan saham (insider trading) saat bank tersebut menuju keruntuhan.
--Dengan asistensi dari Katanga Johnson dan Steve Dickson.
(bbn)