Namun pada Rabu (24/5/2023), akun Twitter BFI Finance mengumumkan bahwa sudah bisa dilakukan pembayaran via virtual account.
Pada Rabu, emiten milik kongsi Jerry Ng dan Garibaldi Thohir itu mengakui sempat mengalami serangan siber. Hal itu diumumkan dalam keterbukaan informasi oleh emiten pembiayaan milik Jerry Ng dan Garibaldi 'Boy' Thohir tersebut.
"Kami informasikan bahwa pada 21 Mei 2023, perseroan mengalami serangan siber," ujar Corporate Secretary BFIN Sudjono dalam keterbukaan informasi, Rabu (24/5/2023).
Terjadi Hingga Beberapa Hari
Serangan siber terhadap BFIN hampir mirip dengan apa yang terjadi di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI. Durasi gangguan atau error akibat serangan tersebut terjadi selama berhari-hari.
Aplikasi mobile banking BSI mulai error sejak Senin (8/5/2023) pagi. Bahkan, sejumlah nasabah komplain lantaran mesin ATM juga tidak bisa digunakan.
Salah seorang nasabah yang Bloomberg Technoz konfirmasi pada Senin sore juga menyatakan hal yang sama. “Sampai saat ini (16.39 WIB) masih error belum bisa digunakan," ujarnya.
Esok harinya, error masih terjadi. Gelombang protes dari nasabah makin membesar. Error layanan BSI Mobile sudah nyaris 24 jam. Kembali, jagat Twitter menjadi tempat curahan hati para nasabah. Tidak hanya itu layanan di ATM juga belum normal, beberapa melaporkan tidak bisa menarik uangnya.
Pada Jumat (12/5/2023), error mulai pulih. Tapi, pemulihan ini belum bisa dirasakan oleh seluruh nasabah. Masih ada sebagian nasabah yang mengeluhkan error.
Pasca serangan, grup hacker kriminal LockBit mengaku bertanggungjawab dan mengancam BSI akan menyebarkan data internal BSI yang telah mereka kuasai.
Data tersebut kemudian dipublikasikan oleh LockBit pada 15 Mei lalu karena negosiasi dengan BSI tidak mencapai titik temu. LockBit dikabarkan meminta tebusan US$20 juta atau sekitar Rp295 miliar agar data Bank BSI yang mereka kuasai tidak disebarluaskan.
Data Nasabah Aman?
Meski demikian, pihak Bank BSI membantah bahwa data nasabah bocor. Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo memastikan bahwa data dan dana nasabah dalam kondisi aman, sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal dan aman.
“Dapat kami sampaikan bahwa kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami berharap nasabah tetap tenang karena kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami juga akan bekerjasama dengan otoritas terkait dengan isu kebocoran data,” kata Gunawan.
Sementara, BFIN memastikan belum ada indikasi terjadinya kebocoran data konsumen, setelah perseroan mengalami serangan siber pada Minggu (21/5/2023).
"Sampai saat ini belum ada indikasi terjadinya kebocoran data konsumen," ujar Sudjono, Corporate Secretary BFIN dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (24/5/2023).
"Perseroan telah melakukan berbagai langkah penanganan sesuai protokol dan dilanjutkan dengan upaya pemulihan layanan kepada konsumen dan kegiatan operasional perseroan secara bertahap," terang Sudjono.
(dhf)