Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, Ketua DPR AS Kevin McCarthy mengatakan jurang antara posisi Partai Republik dan partai Demokrat masih terlalu besar dalam pembicaraan penambahan plafon utang Pemerintah AS untuk mencegah gagal bayar yang dapat berakibat fatal, tidak hanya bagi ekonomi AS tapi juga bagi ekonomi global.
“Selain itu, agen pemeringkat Fitch Rating menempatkan AS dalam daftar pengawasan untuk sebagai persiapan penurunan (Downgrade) rating,” tambahnya.
Sebagai gambaran, downgrade dapat mempengaruhi harga dari sejumlah surat utang Pemerintah AS yang beredar di pasar.
Berkaca kepada sejarah, langkah Fitch ini pernah terjadi pada 2011. Kala itu agen pemeringkat S&P menurunkan rating AA+ Pemerintah AS sehingga memicu gelombang downgrade atas sejumlah surat utang korporasi dan aksi jual yang tinggi pada pasar saham.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, menurut risalah pertemuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada 2-3 Mei, pembuat kebijakan di bank sentral kini tampaknya terbelah suaranya.
Perihal apakah kenaikan suku bunga lebih lanjut diperlukan menyusul kenaikan 25 basis poin pada bulan ini yang membuat bunga acuan jadi kisaran 5% hingga 5,25%, dengan inflasi yang masih tinggi, dan meningkatnya risiko ekonomi dari gejolak yang tengah terjadi.
Anggota Dewan Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan, keputusan untuk menaikkan atau menahan suku bunga acuan bulan depan tergantung pada data-data penting selama beberapa minggu mendatang.
Adapun data terbaru tentang pengajuan awal klaim tunjangan pengangguran AS tercatat menjadi 229 ribu, lebih rendah dibandingkan estimasi sebesar 245 ribu. Hal ini menandakan pasar tenaga kerja tidak melemah seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Sentimen selanjutnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%. BI telah menahan suku bunga acuan selama lima bulan berturut-turut. Langkah yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
Menurut BI, keputusan untuk mempertahankan suku bunga di level tersebut sesuai dengan stance kebijakan moneter bank sentral untuk memastikan inflasi inti dapat terkendali di level 3+-1% sepanjang sisa 2023, dan IHK dapat kembali di sasaran 3+-1% pada kuartal III-2023.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, IHSG ditutup terkoreksi ke 6.704 dan telah mengenai target koreksi seperti yang disampaikan kemarin.
“Saat ini posisi IHSG diperkirakan masih berada pada bagian dari wave (ii) dari wave [iii] dari wave C, selama IHSG masih mampu bergerak di atas 6.656 sebagai supportnya, maka koreksi IHSG akan cenderung terbatas dan berpeluang menguat kembali untuk menguji area 6.772 - 6.820,” papar Herditya, dikutip dari riset yang diterbitkan pada Jumat (26/5/2023).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BIRD, ERAA, MEDC, dan TOWR.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah. Berbeda halnya, investor asing tetap mencatatkan net buy sebesar Rp117 miliar di reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat pada hari ini, dengan resistance 6.723 - 6.750 dan support 6.700 - 6.680 Dengan saham rekomendasinya ialah TLKM, BBCA, INDY, HRUM, MYOR, dan SMGR.
(fad/dhf)