Pembangunan jalan tol sendiri awalnya hanya memiliki panjang 790 km hingga akhir 2014. Pemerintah kemudian melanjutkan pembangunan jalan tanpa hambatan tersebut sepanjang 1.298 km pada periode 2015-2019. Sehingga, total jalan tol di Indonesia mencapai 2.088 km, termasuk Tol Trans Jawa dan Tol Trans Sumatra yang menjadi tulang punggung logistik ekonomi nasional.
Pada periode kedua pemerintahan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mematok pertambahan jalan tol sepanjang 1.367 pada periode 2020-2024. Jika sesuai target, Kementerian PUPR akan menyelesaikan pembangunan jalan tol sepanjang 846 km, hingga akhir 2023. Sehingga, pemerintah tinggal menuntaskan sekitar jalan tol sepanjang 521 km pada 2024.
"Ditargetkan total panjang jalan tol yang selesai konstruksi atau fungsional dan operasional hingga 2024 seluruhnya mencapai 3.455 km," kata dia.
Triono mengatakan pembangunan jalan tol sangat bermanfaat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Mobilitas barang, logistik, dan manusia menjadi lebih cepat dan efisien. Pengurangan waktu tempuh juga linier dengan penghematan biaya operasional angkutan.
"Sebagai contoh Tol Trans Jawa yang mendorong tumbuhnya Kawasan industri baru antara lain Batang, Subang, Tegal, Pemalang, Kendal, Brebes, hingga sejumlah wilayah di selatan, seperti Boyolali, Sragen, Ngawi, dan Nganjuk. Penguatan UMKM lokal juga menjadi bagian dalam pengembangan jalan tol dimana di setiap rest area tidak hanya diisi oleh merek besar tetapi juga produk-produk UMKM lokal," ujar Triono
(krz/frg)