Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor bijih bauksit di Tanah Air mencapai 17,84 juta ton pada 2022. Angka ini turun 10,39% dibandingkan tahun sebelumnya yakni mencapai 19,91 juta ton.
Sementara dari sisi nilai ekspor bijih bauksit Indonesia tercatat di angka US$ 623 juta pada tahun 2020. Angka ini juga turun 0,82% dibandingkan tahun sebelumnya.
China merupakan satu-satunya negara tujuan ekspor bauksit Indonesia. Hal itu masih tidak berubah sejak 2017 lalu.
Sebelumnya Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan negara berpotensi kehilangan nilai ekspor tembaga hingga US$4,67 miliar pada 2023 dan US$8,18 miliar pada 2024, jika ekspor PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara tetap dihentikan secara penuh.
Arifin juga mengatakan bahwa larangan ekspor konsentrat tembaga berpotensi membuat penerimaan royalti turun sebesar US$353,6 juta dan menghapus kesempatan kerja bagi 22.250 orang.
(evs)