Hasilnya adalah sebuah langkah mundur bagi Jerman, yang meskipun lolos dari skenario paling suram yang dikhawatirkan setelah invasi Rusia, tetapi jatuh ke dalam resesi yang tampaknya telah diremehkan oleh Kanselir Olaf Scholz pada bulan Januari.
Lesunya konsumsi konsumen sebenarnya sudah tercermin dari laporan perusahaan seperti Zalando SE yang melaporkan peningkatan persediaan barang di gudang karena turunnya permintaan. Sementara itu, pesanan mobil domestik turun sekitar sepertiga antara bulan Januari dan April, menurut asosiasi industri otomotif VDA.
Sektor manufaktur utama juga terbukti menjadi masalah: Penurunan yang semakin dalam menimbulkan keraguan akan meningkatnya sektor ini pada kuartal-kuartal mendatang.
Pelemahan industri ini berdampak pada prospek bisnis. Indeks ekspektasi dari lembaga Ifo di Mei turun untuk pertama kalinya dalam delapan bulan terakhir, sementara survei oleh kelompok lobi DIHK menunjukkan pertumbuhan ekonomi nol untuk tahun 2023.
Namun laporan Bundesbank minggu ini menawarkan beberapa optimisme - menunjukkan bahwa ekonomi dapat “sedikit” tumbuh pada kuartal ini karena adanya backlog pesanan yang besar, pelonggaran hambatan pasokan dan biaya energi yang lebih rendah menguntungkan produsen.
Namun, permintaan barang menurun karena konsumen yang dihadapkan pada inflasi tinggi lebih memilih berbelanja secara untuk bersantai dan bepergian. Hal ini membuat pertumbuhan ekonomi semakin tidak merata - sebuah tren yang menurut beberapa analis tidak berkelanjutan.
"Optimisme di awal tahun ini tampaknya telah berganti menjadi kenyataan [pahit],” kata ekonom ING Carsten Brzeski dalam sebuah laporan kepada para kliennya.
"Penurunan daya beli, menipisnya pesanan industri serta dampak pengetatan kebijakan moneter paling agresif dalam beberapa dekade, dan perlambatan ekonomi AS yang diperkirakan akan terjadi, semuanya mendukung aktivitas ekonomi yang lemah."
Bagi para ekonom di Commerzbank, resesi di paruh kedua sekarang terlihat lebih mungkin terjadi daripada rebound yang terus diramalkan oleh sebagian besar kolega mereka.
Inflasi Jerman sendiri masih melebihi 7% dan diperkirakan tidak akan turun dengan cepat karena kenaikan upah menambah tekanan yang kuat, menurut Bundesbank.
Upaya Bank Sentral Eropa untuk mengembalikan inflasi ke target 2% berisiko mengurangi permintaan. Pinjaman bank sudah semakin mahal dan kenaikan suku bunga belum selesai, sehingga berisiko menghambat pertumbuhan.
Mengutip situs OJK, resesi ekonomi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif dalam dua kuartal berturut-turut.
--Dengan asistensi dari Joel Rinneby, Kristian Siedenburg, Christoph Rauwald, Monica Raymunt dan Constantine Courcoulas.
(bbn)