INDY Keluarkan Rp2 T Untuk Bisnis Mineral, Produksi Emas di 2025
Sultan Ibnu Affan
25 May 2023 16:35
Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Indika Energy Tbk. (INDY) menyampaikan bahwa perseroan telah menghabiskan investasi mencapai US$144,2 juta atau sekitar Rp2,1 triliun di bidang mineral hingga kuartal pertama 2023.
Direktur dan Group Chief Investment Officer Purbaja Pantja mengatakan Indika Energy atau INDY telah memiliki 3 anak perusahaan yang melakukan diversifikasi pada bidang mineral. Ketiga perusahaan itu adalah PT Masmindo Dwi Area, PT Mekko Metal Mining, dan PT Rockgeo Energi Nusantara.
"Untuk PT Masmindo Dwi Area ini mengembangkan tambang emas di Sulawesi Selatan. Konstruksinya akan dimulai tahun ini. Kami harapkan dengan dua tahun untuk konstruksi, kami akan bisa melihat emas pertama kali di 2025," kata Purbaja dalam publik ekspose di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Terhadap keberlanjutan kontruksi tersebut, Purbaja mengatakan bahwa Indika sendiri telah mendapatkan pendanaan dari beberapa konsorsium bank yang terdiri atas Bank Mandiri, UOB, DBS, dan Bank Bukopin sebesar US$ 250 juta.
Hingga Maret 2023, Purbaja menuturkan, Indika telah mengeluarkan investasi US$126 juta khusus untuk anak usaha tambang emas ini. "Jadi jumlahnya lumayan signifikan, dan kalau kita liat reserve tambang emas ini, jumlahnya tidak kecil," kata dia. Nantinya, tambang ini punya cadangan kisaran sekitar 1,5 juta ounces.
Adapun Investasi lain yang dilakukan Indika di sektor mineral adalah melalui Mekko Metal Mining, yang diperuntukkan pada bidang pertambangan bauksit di Kalimantan Barat.
Menurutnya, Mekko ini memiliki sumber daya sekitar 30 MT, dengan cadangan 5,7 MT. Selain itu, kapasitas produksi dari tambang bauksit ini diproyekai mencapai 1 MT per tahun. "Total investasi kami di Q1 2023 sudah mencapai US$15 juta," tuturnya.
Kemudian, terakhir di bidang nikel. Dibidang ini, pihaknya belum masuk ke tambang. Tetapi, telah melakukan trading melalui Rockgeo Energi Nusantara. Investasi yang telah dikeluarkan Indika untuk Rockgeo berkisar US$3,2 juta, dan volume yang sudah diperdagangkan sekitar 44.000 WMT bijih nikel.
"Jadi, (investasi) mineral secara keseluruhan apa yang sudah kita investasikan kisarannya sekitar hampir US$ 150 juta per Q1 2023," tandasnya.