"Tentu kita jangan meringkuk, berapa yang dibayar, emang PSSI miskin ini? Jadi intinya jangan bicara uang," ujarnya.
Sementara itu berdasarkan informasi yang diperoleh Bloomberg Technoz, biaya mendatangkan timnas Argentina menyentuh angka Rp120 miliar. Angka tersebut juga dicoba dikonfirmasi kepada Sekjen PSSI Yunus Yusi dan Exco PSSI Arya Sinulingga lewat telepon dan pesan elektronik. Namun keduanya tak merespons dan memberikan konfirmasinya.
Kalau PSSI, dari mana duitnya? Dia aja masih kesulitan. Kenapa dalam waktu yang singkat ini di tangan pak Erick Thohir tiba-tiba memiliki dana sampai ratusan miliar.
Pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo
Sebagai perbandingan, saat Burundi datang bermain di FIFA Matchday pada Maret 2023 lalu disebutkan biayanya sekitar Rp20 miliar. Diketahui pada Selasa (28/3/2023) timnas Indonesia-Burundi bermain di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat yang berakhir dengan skor 2-2. Sementara FIFA Matchday sebelumnya yang mendatangkan timnas Curacao pada September 2022 diinformasikan menelan sekitar Rp14-15 miliar. Dalam pertandingan di Pakansari, Bogor, timnas Indonesia sukses mengalahkan Curacao dengan 2-1.
Besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk mendatangkan Messi Cs ditanggapi oleh pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni. Menurut dia, wajar jika angka besar dikeluarkan untuk bisa mendatangkan timnas Argentina. Walaupun PSSI tak membuka besarnya biaya namun menurut dia, wajar jika dananya lebih besar dibandingkan tim-tim sebelumnya yang sudah pernah datang.
"Jangankan timnas Argentina kalau kita mendatangkan timnas yang lain, kayak Burundi kemarin kan, emang itu juga tidak membayar sejumlah kompensasinya? Pasti harus ada yang kita tanggung. Jadi menurut saya enggak ada yang harus diributkan," kata Kusnaeni lewat sambungan telepon pada Kamis (25/5/2023).
Dia mengatakan, memang hal yang biasa jika angka mendatangkan tim seperti dalam FIFA Matchday tidak dimunculkan. Sifatnya cenderung rahasia karena di dalam nota kesepahaman alias MoU bisa ada klausul rahasia baik mengenai nilai kontrak maupun soal keamanan. Yang biasanya menyebut perkiraan angka kata dia adalah matchmaker namun itu pun tak selalu dilakukan.
"Kalau kita bertanya kepada agen-agen pertandingan di dunia ini ada agen matchmaker gitu. Tanyalah ke berbagai pihak yang bermain di industri ini, itu mereka punya tarif. Tarif itu kalau diperlukan dari pihak yang berminat mendatangkan itu berpotensi terjadi realisasinya asal kita memenuhi tarif yang ditetapkan itu. Nanti keputusan akhirnya tetap di tangan tim yang akan bermain," lanjut dia.
Menurut dia, hal mendatangkan timnas Argentina memang tak bisa dinilai hanya dari gelontoran dana yang dihabiskan dan seberapa besar kembalinya. Kali ini kata dia spesial karena Argentina adalah juara dunia. Belum lagi nilai pengalaman bermain yang bisa didapatkan timnas Indonesia.
"Itu juara dunia bos. Nanti pertandingannya sponsor nempel, yang nyiarinnya TV emang enggak berebut? Mereka disuruh bayar 20 miliar juga berebut itu. Balik bos. Ini jangan dibilang seolah-olah ngedatangin tim kacang, langsung hilang duitnya. Enggak bos. Itu yang tangible ya," imbuhnya.
Sementara yang intangible 'tidak materiil' kata dia maka nama Indonesia terangkat. Sebagai contoh pers Argentina akan melihat siapa pemain Indonesia yang jadi ancaman bagi pemain timnasnya. Hal ini kata dia investasi yang memang layak dilakukan.
Berbeda dengan Kusnaeni, pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo menilai asal dana mendatangkan timnas Argentina tersebut perlu diketahui. Menurut dia, bila benar hingga menyentuh Rp100 miliar maka memang sangat besar. Kesit mengingatkan bahwa PSSI saja masih memiliki sejumlah tunggakan antara lain kepada panitia pelaksana Liga 1 dan Liga 2.
"Lalu kemudian ujug-ujug PSSI mendatangkan Argentina, menurut info yang saya dapat juga sekitar Rp70 miliaran. Itu uang dari mana? Karena katakanlah ada promotor yang mendatangkan itu, kayaknya kok enggak sebanding ya dengan ya katakanlah stadion full kemudian ada sponsor. Tapi kalau dengan harga Rp70 miliar rasanya sulit untuk promotor bisa meraih keuntungan. Menurut saya itu," kata Kesit saat dihubungi.
Dia mengatakan, apalagi kalau memang hingga angka Rp100 miliar maka sebenarnya timnas Indonesia belum harus bermain dengan Argentina. Masih ada tim-tim Asia dan Eropa lainnya yang tak kalah kuat dan bisa dijadikan latihan untuk menumbuhkan mental seperti tim Jepang, Korea, atau Eropa Timur, Serbia atau Kroasia.
"Tadi saya katakan bahwa okelah gengsi dan pengalaman kita dapat tapi sebenarnya kalau untuk saat ini ya, timnas kita rasanya belum perlulah menghadapi Argentina," kata dia.
Dia melanjutkan, Indonesia mungkin bisa mendapatkan gengsi dengan mendatangkan timnas juara dunia Argentina. Namun jika harus mengeluarkan dana yang amat besar di tengah carut-marut keuangan PSSI maka tidak sepadan. Memang valuasi pemain Argentina pasti mahal namun jangan sampai mubazir nilainya.
"Kalau memang mengundang Argentina harus sekian, Rp70 sampai Rp100 miliar ya memang sekian harganya. Pertanyaannya kalau misalnya promotor yang mendatangkan, kita kan belum tahu promotornya siapa? Kalau PSSI, dari mana duitnya? Dia aja masih kesulitan. Kenapa dalam waktu yang singkat ini di tangan pak Erick Thohir tiba-tiba memiliki dana sampai ratusan miliar. Justru akan jadi pertanyaan dari mana uangnya," tutupnya.
(ezr)