Logo Bloomberg Technoz

Jeda Bulan Juni

“Sepertinya mereka ingin tetap di level yang sama pada Juni,” kata Derek Tang, seorang ekonom di LH Meyer/Monetary Policy Analytics di Washington. "Itu akan membuat mereka bisa membaca lebih baik tentang seberapa buruk pengetatan kredit dibandingkan yang sudah mereka perkirakan, sambil tetap membuka opsi untuk menaikkan suku bunga di kuartal ketiga dan seterusnya."

Tang mengatakan banyak perhatian akan fokus pada perkiraan suku bunga terbaru  pada bulan Juni, dan sejauh mana mereka menaikkan estimasi median mereka untuk suku bunga akhir tahun di atas estimasi 5,1% pada bulan Maret.

Beberapa pejabat The Fed dalam beberapa pekan terakhir telah menyiratkan bahwa meskipun mungkin ada penghentian kenaikan suku bunga pada bulan Juni, hal itu mungkin hanya bersifat sementara.

Data yang Kuat

Sejak para pejabat The Fed bertemu di bulan Mei — ketika mereka menaikkan suku bunga acuan ke kisaran 5% hingga 5,25% — mereka telah melihat data ketenagakerjaan yang kuat dan data inflasi yang belum sepenuhnya meyakinkan.

Inflasi, dikurangi makanan dan energi, tetap tinggi di 4,6% pada bulan Maret, lebih dari dua kali lipat target The Fed sebesar 2%. The Fed merevisi prospek inflasi mereka untuk tahun 2023, seperti yang ada pada risalah bulan Mei, sementara para pembuat kebijakan telah menyatakan ketidakpuasan dengan inflasi sejauh ini.

Pada saat yang sama ada risiko lainnya, yaitu perselisihan di Washington mengenai peningkatan plafon utang AS mengancam bencana gagal bayar utang. Hal ini dapat menyebabkan investasi dan perekrutan karyawan di negara itu berhenti secara tiba-tiba.

Dengan segala ketidakpastian, para pejabat The Fed terbelah pada bulan Mei tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

"Beberapa peserta mencatat bahwa jika ekonomi berkembang sejalan dengan pandangan mereka saat ini, maka penguatan kebijakan lebih lanjut setelah pertemuan ini mungkin tidak diperlukan," demikian risalah tersebut menunjukkan.

“Beberapa peserta menyatakan bahwa berdasarkan ekspektasi mereka kemajuan dalam mengembalikan inflasi ke 2% masih akan sangat lambat, pengetatan kebijakan tambahan kemungkinan akan diperlukan pada pertemuan mendatang.”

Pertahankan Fleksibilitas

“Banyak peserta berfokus pada kebutuhan untuk mempertahankan opsi ke depan,” demikian catat risalah tersebut.

Dewan Gubernur The Fed Christopher Waller menggemakan pandangan itu paa Rabu. Ia mengatakan data ekonomi yang diterima sejak pertemuan terakhir belum memberikan kejelasan yang cukup untuk menentukan kebijakan suku bunga pada pertemuan The Fed berikutnya.

“Kita perlu mempertahankan fleksibilitas pada keputusan terbaik untuk diambil pada bulan Juni,” katanya.

Risiko Inflasi

Beberapa pejabat The Fed di sisi lain masih melihat bahwa suku bunga perlu terus mengarah lebih tinggi di tengah pasar kerja yang masih kuat dan tekanan inflasi.

Mereka khawatir inflasi tidak turun cukup cepat, dan tidak akan terjadi kecuali mereka terus menginjak rem.

"Hampir semua peserta menyatakan bahwa, dengan inflasi masih jauh di atas tujuan jangka panjang dan pasar tenaga kerja tetap ketat, risiko kenaikan prospek inflasi tetap menjadi faktor kunci yang membentuk prospek kebijakan," demikian kutip risalah tersebut.

(bbn)

No more pages