Menurutnya Shell sudah terlalu lama menahan pelepasan hak PI–nya dan tidak segera melaksanakan divestasi sebagaimana yang sudah dijanjikan, sejak mereka hengkang dari proyek LNG tersebut tiga tahun lalu.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia ingin agar proyek Gas Abadi di Masela bisa segera dilanjutkan pada tahun ini. “Jadi, kalau pemegang PI-nya tidak segera melaksanakan PoD yang sudah di-approve, tentu pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang harus diselesaikan,” tegas Dwi.
Dia menyebut kendala pengambilalihan tata kelola Blok Masela masih berkutat pada persoalan negosiasi harga. Untuk itu, dia pun berharap Shell dapat segera menuntaskan pelepasan hak PI-nya kepada Pertamina sebelum akhir semester I-2023.
“Sekarang negosiasi dengan Pertamina, nanti konsorsium baru akan terbentuk. Nanti kan negosiasi bergerak. Yang sudah berminat [masuk ke Masela adalah] konsorsium Petronas. Konsorsium barunya siapa yang lanjut? Ini kita lihat nanti,” ujarnya.
Sekadar catatan, revisi PoD Blok Masela –yang akan mencakup fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS)– ditargetkan selesai tahun ini. Sebelumnya, Inpex ingin memasukkan fasilitas CCUS untuk mengurangi emisi karbon dioksida proyek ladang gas alam Abadi.
Namun, pembangunan fasilitas CCUS akan menambah biaya lapangan gas, sehingga SKK Migas sebelumnya telah meminta Inpex untuk menurunkan biaya pembangunan fasilitas CCUS untuk menjaga nilai keekonomian proyek tersebut.
Lapangan gas itu diperkirakan membutuhkan investasi tambahan US$1,2 miliar hingga US$1,4 miliar untuk mengembangkan fasilitas CCUS.
Inpex dan Shell sebelumnya setuju untuk membangun fasilitas LNG dengan kapasitas tahunan sebesar 9,5 juta ton dalam kontrak pemulihan biaya senilai sekitar US$20 miliar. Namun, Shell pada 2020 memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut dengan menjual 35% sahamnya seharga US$2 miliar.
Upaya Shell untuk melakukan divestasi dari Blok Masela sejak itu berlarut-larut, sehingga menciptakan ketidakpastian seputar kelanjutan pengembangan lapangan Abadi yang menyimpan 360 miliar meter kubik gas.
(wdh)