Logo Bloomberg Technoz

Dalam tiga tahun terakhir para investor berkantong tebal macam SoftBank memang jor-joran menggelontorkan dana untuk berinvestasi pada startup yang potensial untuk mengejar kenaikan valuasi.

Dengan tingginya valuasi startup maka para investor berkantong tebal ini bisa keluar dari perusahaan dengan membawa keuntungan besar dalam waktu singkat. Skemanya bisa dengan menjual saham kepada investor lainnya atau mencatatkan saham di bursa efek atau initial public offering (IPO).

Perkembangan Investasi SoftBank di Startup (Bloomberg)

Namun sejak tahun lalu kondisinya berubah drastis. Ketidakpastian ekonomi telah banyak pihak mempertanyakan kemampuan startup untuk mengejar profitabilitas. Pertumbuhan bisnis tinggi tetapi startup rugi besar tidak bisa lagi diterima para investor startup lainnya.

Alhasil, banyak startup yang mengalami penurunan valuasi dan para investor berkantong tebal mencatatkan kerugian karena penurunan ini. Mereka juga tidak bisa jual saham startup yang dimiliki karena merealisasikan kerugian di atas kertas.

Dengan kondisi ini, diperkirakan banyak aksi akuisisi startup terjadi tahun ini karena banyak startup yang kehabisan dana atau adanya tekanan dari investornya untuk menjual perusahaan atau saham pada perusahaan lainnya. Contoh terbarunya ketika Adobe Inc membeli Figma Inc senilai US$ 20 miliar.

Chairman dan CEO SoftBank Masayoshi Son (Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Kejatuhan valuasi startup memang melukai kinerja keuangan SoftBank. Pada kuartalan yang berakhir September 2022, Vision Fund mencatatkan kerugian US$ 7,2 miliar. Padahal kuartal sebelumnya Vision Fund mencatatkan rekor keuntungan hingga US$ 17 miliar dari investasi di startup.

SoftBank tampaknya juga tidak akan kembali jor-joran menyuntikkan dana ke startup dalam waktu dekat. Pelemahan mata uang Dolar AS terhadap Yen juga ikut memberikan tekanan pada kinerja keuangan perusahaan. Pada kuartalan Desember Dolar AS sudah melemah 9% terhadap Yen.

Kini, SoftBank berharap mendapatkan imbal hasil besar dari IPO perusahaan chip Arm Ltd yang diakuisisinya senilai US$32 miliar. Namun ini juga tidak bakal mulus. Ketegangan AS-China membebani sektor semikonduktor.

“Kami memiliki pandangan yang sangat pesimistis tentang kondisi pasar saat ini,” kata Chief Financial Officer SoftBank Yoshimitsu Goto pada paparan kinerja keuangan perusahaan di November 2022.

“Tapi kami memiliki kekuatan untuk bertahan di kondisi ini dalam jangka waktu yang lama. Kami akan bersabar dan menunggu saat yang tepat.”

Informasi saja, di Indonesia SoftBank telah berinvestasi di startup GoTo, Ajaib, Modalku, dan eFishery.

(bbn)

No more pages