Logo Bloomberg Technoz

Pada perdagangan Rabu (24/5/2023) dini hari waktu Indonesia, BTC bergerak pada level US$27.197, naik 1,1%. Namun pada pukul 10.30 WIB BTC bergerak pada kisaran US$26.893, stagnan dalam aktivitas satu jam berakhir.

Meski aktivitas relatif sepi namun secara tahunan harga mata uang digital kripto secara umum telah naik. Sebagai catatan di awal tahun BTC bergerak pada posisi US$16.600.

Sebagian penggila kripto menyebut tren kenaikan ditopang oleh predikat aset ini telah menjadi instrumen safe havens (aset yang aman) di tengah kondisi pasar dunia yang sulit. Meski demikian sebagian analis menolak anggapan ini.

Ilustrasi pergerakan harga Bitcoin. (dok Bloomberg)

Aktivitas pasar saham AS kini masih berfokus pada isu utang pemerintah Presiden Joe Biden dan upaya pihak eksekutif untuk melobi DPR untuk melonggarkan batas plafon utang. Hal ini mungkin berdampak pada pergerakan BTC juga, kata Ilan Solot, co-head digital assets dari Marex.

“Hal yang menjadi daya tarik kripto adalah instrumen ini menjadi penyimpanan [aset] di luar sistem keuangan konvensional. Untuk beberapa investor, ini sebagai hedging atau lindung nilai untuk apapun yang memiliki risiko sistemik buah dari kebijakan – baik itu dari tekanan perbankan, turunnya nilai mata uang, atau kebijakan moneter dan fiskal yang tidak bertanggung jawab,” kata dia.

Namun tidak semua sepakat. Kripto di masa lampau telah gagal berfungsi sebagai hedging pada saat pergerakan geopolitik, atau saat tingkat inflasi naik.

Belum jelasnya batas plafon utang menjadikan kurs dollar AS meningkat. Hal ini menjadi efek buruk lain dari aktivitas aset kripto. Hal ini disampaikan Noelle Acheson, dalam materi publikasi “Crypto Is Macro Now”. 

(bbn)

No more pages